Di Sumatera Utara pada bulan Agustus 2006, kami berkesempatan untuk mengunjungi kota Binjai, Brastagi, dan tak ketinggalan kota Medan.
Setelah dari Aceh, kami kembali ke Medan menggunakan mobil. Masuk daerah
Sumatera Utara, kami sempat singgah untuk bermalam di kota Binjai.
Keesokan harinya city tour sebentar di Binjai. Binjai tidak terlalu
luas. Suasananya seperti chinatown di Glodok. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju Medan, langsung ke Brastagi.
Terletak pada ketinggian 1300 meter
di atas permukaan laut. Brastagi adalah sebuah kota yang berada di
kawasan perbukitan, dan memiliki panorama indah dengan udara pegunungan
yang sejuk dan nyaman. Kota ini terletak pada jalur jalan menuju ke
Danau Toba, kurang lebih 70 km dari Medan. Dua gunung berapi menjadi
latar belakang dari kota Brastagi ini, yaitu masing-masing Gunung
Sinabung di barat, dan Gunung Sibayak di utara.
Kami
mengunjungi Bukit Gundaling yang berada di pinggir utara kota Brastagi.
Bukit ini cukup populer di kalangan penduduk Brastagi. Dari sini kami
bisa memandang separuh kawasan Brastagi, termasuk Gunung Sibayak dan
Gunung Sinabung. Di kaki Bukit Gundaling ini, banyak terdapat
penginapan yang sebagian dimiliki Pemda dan BUMN.
Berfoto dengan latar belakang Gunung Sinabung di atas Bukit Gundaling |
Dari Brastagi, kami langsung menuju ke Medan, tiba pada sore hari.
Medan adalah ibukota propinsi yang
dinamis, dan kota terbesar di Sumatera, atau ketiga terbesar di
Indonesia, setelah Jakarta dan Surabaya. Kota ini merupakan kota
multietnis yang menarik. Mayoritas penduduknya adalah suku Batak, tetapi
di kota ini juga banyak tinggal keturunan India dan Tionghoa. Komunitas
Tionghoa di Medan cukup besar, sekitar 25 persen dari total jumlah
penduduk.
Salah satu ciri
kota Medan adalah keberadaan gedung-gedung tuanya peninggalan masa
kolonial. Di sepanjang Jalan Soekarno-Hatta dan Jalan A. Yani terdapat
banyak bangunan bergaya Eropa. Di salah satu ruas jalan ini, di belakang
deretan toko-toko milik etnis Tionghoa, terdapat Rumah Tjong A Fie,
yaitu sebuah rumah besar bergaya China dengan ornamen dan hiasan yang
indah. Tjong A Fie dikenal sebagai pengusaha perkebunan kaya. Rumah ini
dibangun pada saat jaya-jayanya perusahaan perkebunan di sekitar Medan
pada tahun 1920-1930.
Bangunan
tua yang paling terkenal dan menarik untuk dilihat di Medan adalah
Istana Maimun, yang merupakan istana dari sultan-sultan Deli. Istana ini
dibangun oleh Sultan Deli pada tahun 1888. Keluarga Sultan hingga kini
masih mendiami sebagian sisi bangunan ini.Berfoto di depan Rumah Tjong A Fie |
Berfoto di depan Istana Maimun |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar