Rabu, 07 Desember 2016

Mengunjungi Sumatera Utara

Di Sumatera Utara pada bulan Agustus 2006, kami berkesempatan untuk mengunjungi kota Binjai, Brastagi, dan tak ketinggalan kota Medan.

Setelah dari Aceh, kami kembali ke Medan menggunakan mobil. Masuk daerah Sumatera Utara, kami sempat singgah untuk bermalam di kota Binjai. Keesokan harinya city tour sebentar di Binjai. Binjai tidak terlalu luas. Suasananya seperti chinatown di Glodok. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju Medan, langsung ke Brastagi.

Terletak pada ketinggian 1300 meter di atas permukaan laut. Brastagi adalah sebuah kota yang berada di kawasan perbukitan, dan memiliki panorama indah dengan udara pegunungan yang sejuk dan nyaman. Kota ini terletak pada jalur jalan menuju ke Danau Toba, kurang lebih 70 km dari Medan. Dua gunung berapi menjadi latar belakang dari kota Brastagi ini, yaitu masing-masing Gunung Sinabung di barat, dan Gunung Sibayak di utara.

Berfoto dengan latar belakang Gunung Sinabung di atas Bukit Gundaling
 Kami mengunjungi Bukit Gundaling yang berada di pinggir utara kota Brastagi. Bukit ini cukup populer di kalangan penduduk Brastagi. Dari sini kami bisa memandang separuh kawasan Brastagi, termasuk Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung. Di kaki Bukit  Gundaling ini, banyak terdapat penginapan yang sebagian dimiliki Pemda dan BUMN.

Dari Brastagi, kami langsung menuju ke Medan, tiba pada sore hari.
Medan adalah ibukota propinsi yang dinamis, dan kota terbesar di Sumatera, atau ketiga terbesar di Indonesia, setelah Jakarta dan Surabaya. Kota ini merupakan kota multietnis yang menarik. Mayoritas penduduknya adalah suku Batak, tetapi di kota ini juga banyak tinggal keturunan India dan Tionghoa. Komunitas Tionghoa di Medan cukup besar, sekitar 25 persen dari total jumlah penduduk.
Salah satu ciri kota Medan adalah keberadaan gedung-gedung tuanya peninggalan masa kolonial. Di sepanjang Jalan Soekarno-Hatta dan Jalan A. Yani terdapat banyak bangunan bergaya Eropa. Di salah satu ruas jalan ini, di belakang deretan toko-toko milik etnis Tionghoa, terdapat Rumah Tjong A Fie, yaitu sebuah rumah besar bergaya China dengan ornamen dan hiasan yang indah. Tjong A Fie dikenal sebagai pengusaha perkebunan kaya. Rumah ini dibangun pada saat jaya-jayanya perusahaan perkebunan di sekitar Medan pada tahun 1920-1930.

Berfoto di depan Rumah Tjong A Fie

Bangunan tua yang paling terkenal dan menarik untuk dilihat di Medan adalah Istana Maimun, yang merupakan istana dari sultan-sultan Deli. Istana ini dibangun oleh Sultan Deli pada tahun 1888. Keluarga Sultan hingga kini masih mendiami sebagian sisi bangunan ini.

Berfoto di depan Istana Maimun
Wonderful Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar