Sabtu, 10 Juni 2017

Anging Mamiri Ku Datang

Sebenarnya sih mengunjungi Kota Makassar yang dahulu dikenal dengan nama Kota Ujung Pandang sudah direncanakan masuk dalam liburan kami di bulan Maret 2017 sekalian ke Jayapura, tetapi karena terjadi sesuatu hal yang tidak di inginkan akhirnya perjalanan itu harus ditunda. Kenapa ya? Sebulan sebelum hari-H, papa David terjatuh kakinya retak.. hiks.. jadi harus bed rest. Kita tetap optimis pasti sembuh pada saat mau berangkat tapi apa daya kita pun harus pasrah menerima nasib.. hiks.

Maju.. mundur.. maju.. mundur.. cantik! (*melangkah maju mundur sambil goyang pinggul tangan di pinggang). Bagaimana ini? Tiket sudah dibeli tinggal memilih menunda keberangkatan dengan tambahan biaya atau batal sama sekali dan mengambil kembali uang tiket pesawat dengan potongan. Terlihatlah wajah memelas anak-anak, mereka katanya bersedia dorong kursi roda untuk papa dan tugas mama 'hanya' angkat koper gede dua biji asalkan jadi berangkat. Waduh kenapa itu pilihan tidak enak ya? Setelah berdiskusi dan si papa juga tidak mau jalan-jalan seperti orang sakit. Jadi kita putuskan.. lanjut liburan tapi ditunda akhir Bulan Mei 2017 pas libur puasa. Terlihatlah wajah lega mereka. C'mon kita liburan.

Tujuan utama kami sebenarnya mau ke Jayapura, tapi apa salahnya singgah di Makassar, toh itu juga tempat transit dan juga kota kelahiranku, bisa sekalian nostalgia.


Yippie mari kita tamasya! Akhirnya sampai juga di Makassar. Turun dari pesawat lihat ada tulisan Bandara Hasanuddin Makassar, foto dulu dong! Ini nak, nama bandara-nya jangan sampai lupa ya!


Lanjut! Naik taxi bandara menuju ke hotel yang sudah kita booking sebelumnya, yaitu Aryaduta yang dekat dengan pantai Losari. Karena masih dalam rangka bulan suci Ramadhan, nuansa lobby lebih islami, dan ada juga dendang musik tradisional terdengar.




Kriuk.. kriuk terdengar suara perut yang memanggil minta diisi. Marilah kita makan. Di mana ya? Pilihan jatuh di New Dinar yang hanya tinggal berjalan kaki dari hotel. Lesehan ah! Wah saran Ibu Susi (Menteri Perikanan) kita ikutin.. Mari makan ikan! Supaya pintar..




Balik jalan kaki ke hotel singgah sebentar ke minimarket beli minuman untuk di hotel nanti. Lumayanlah ini hotel cukup strategis juga kemana-mana dekat. Begitu sampai Albert langsung menuju jendela dan mulai memotret view dari jendela kamar kami..

Pantai Losari siang hari saat gerimis mengundang
Jalan lagi yuuk! Wisata sejarah saja ya yang dekat dengan hotel yaitu Benteng Fort Rotterdam. Apa? eits jangan salah, tempat ini menyimpan sejarah penting loh.. Ha.. ha.. ha..



Mari kita masuk dan belajar sejarah.. Ha.. ha.. ha.. Foto dulu di gerbang masuknya.. Tiba-tiba ada yang nyamperin nawarin menjadi guide kami untuk menjelaskan sejarah Fort Rotterdam, tapi kami tolak dengan halus.


Masuk ke dalam terlihat keindahan benteng cantik nan kokoh ini yang tentu saja tidak terlepas dari jepretan kamera kami.


Mari kita berfoto bersama darling! Sayang kalau sudah sampai di sini kita tidak foto bersama dan tidak bersantai sejenak sambil nunggu buka puasa.. ha.. ha.. ha..


Terdengar suara Albert yang bertanya sejarah benteng ini? Waduh! Saya juga bingung, mana tadi sudah nolak si guide. Tapi nggak usah khawatir di jaman canggih ini informasi apapun mudah didapat, tinggal googling saja.

Mari kita menjelajah sambil berceloteh dan menebak-nebak tempat untuk apakah ini? Terdengar suara lagi yang teriak "ini pasti bekas penjara" seperti di Museum Fatahillah. Sampai di atas benteng kita pun membayangkan peperangan yang tidak imbang..



Kids sudah merasa lelah, mari kita balik ke hotel.. tapi ada Museum La Galigo yang sayang untuk dilewatkan. Ceritanya museum itu merupakan tempat referensi sejarah kebesaran Gowa - Tallodan di masa lalu. Mari kita masuk! (untuk masuk bayar ya). Tapi asli itu museum penerangannya sangat minim alias gelap.



Mari kita kembali ke hotel untuk beristirahat, ternyata saya tertidur sampai malam. Kids  yang mengeluh capek malah nonton TV dan main game. Begitu terbangun saya diperlihatkan gambar sunset yang indah..

Pantai Losari Menjelang Senja
Sudah malam, mau dinner dimana? Berjalan kaki lah kita Pusat Kuliner Makassar, makan mie hangat malam-malam enak juga..



Saat berjalan balik ke hotel, banyak sekali gerai yang berjualan pisang epe (salah satu makanan khas Makassar) Kids nggak mau makan di pinggir jalan, jadilah kita bungkus untuk mencobanya secara keroyokan di kamar nanti..

Makan keroyokan
Setelah kenyang hati senang, kita pun tidur dengan hati damai. Mempersiapkan diri untuk bertualang esok hari. Baca di postingan selanjutnya ya..

Happy Travelling

Tidak ada komentar:

Posting Komentar