Ada istilah mengatakan harus berada pada situasi dan waktu yang tepat, demikian juga soal baju, jangan sampai salah kostum bisa menjadi perhatian orang. Ini yang kami alami pada bulan Februari 2010, rencananya mau jalan-jalan ke Monas ngajak Albert lihat-lihat sambil cerita bahwa di atas puncak Monas ada emasnya loh. Albert yang pada waktu itu masih kecil amat sangat tertarik, kami berduapun sudah lama tidak jalan-jalan ke Monas.
Singkat cerita tiba saatnya hari yang sudah kami rencanakan untuk jalan-jalan ke Monas, saya pikir pakai baju kembaran saja supaya praktis, kebetulan ada tuh kaos Korea yang baru kami beli waktu travelling ke Korea, trus celananya warna hitam dan pakai sepatu kets. Kan entar foto-fotonya jadi semakin mantap tuh hasilnya kompakan gitu deh.
Sampai di Monas, kami berjalan kaki masuk kedalam area Monas, sebenarnya ada mobil wara-wiri juga tapi kami pikir entar pulangnya aja baru naik. Monas waktu itu tidak terlalu ramai pengunjung, enak explore nya. Saat beli tiket masuk, ditanyain sama petugas loket, "Do you need a guide?" Trus dia teriak manggil temannya, kami nolak karena emang nggak butuh, kemudian kami jalan menuju pintu masuk karena ada renovasi kami harus jalan muter arah, waktu mau nanyain satpam lewat mana, ada orang dekatin kami trus ngomong pakai bahasa inggris yang intinya menawarkan diri akan memandu kami. tentu saja kami nolak, wajahnya sempat terkejut kemudian bilang "Oh, orang Indonesia juga?".
Kami explore Monas sambil foto-foto, setelah puas kami berencana mau balik keluar Monas naik mobil wara-wiri, kebetulan disitu juga lagi antri wisatawan Jepang 4 orang yang sudah berumur, mereka tertawa pada kami sambil menganggukkan kepala, kami juga ikutan tersenyum sambil menganggukkan kepala. Giliran mereka naik wara-wiripun tiba, pas lewat depan kami mereka menyapa sambil menganggukkan kepala trus bilang "anyeong haseyo" sambil tersenyum. Kami langsung bengong dan tersadar, ya ampun rupanya dari tadi kami dikira turis Korea.
David usul kalau mau pakai kaos bercirikan daerah tertentu mending di kotanya atau negaranya sendiri atau bisa juga jangan kembaran, gantian masing-masing orang pakainya di kesempatan lain.
Pada bulan Mei 2013, kami datang lagi mengunjungi Monas, kali ini bersama keluarga besar, kebetulan Papa dan Mama Sandra datang berkunjung ke Jakarta dari Jayapura jadi bisa diajak jalan-jalan melihat ikon kota Jakarta ini, kami janjian dengan koko dan keluarganya bertemu di Monas, klop deh lengkap keluarga kami. Ramai sekali hari ini, bahkan untuk membeli tiket pun harus ngantri, keliling-keliling didalam museumnya, Papa tampak antusias sekali. di halaman depan ada yang bermain sepeda, skateboard dan layangan. Papa menyempatkan diri membeli kaos gambar Monas untuk ke-4 cucunya dan juga untuk saya dan Papa sendiri, yang lain tidak berminat dengan berbagai alasan, setelah puas explore Monas, kami makan bersama di restoran Sunda kayaknya sih Sari Kuring.
|
Happy together |
|
Monas serasa di genggaman tangan |
|
Papa and me |
|
Jeremy and his uncle |
|
Albert and his uncle |
|
Happy lunch |
Monas yang merupakan ikon kota Jakarta ini layaklah untuk dikunjungi sering-sering, bahkan pada saat ada Pekan Raya Jakarta di Monas kami dengan senang hati datang berkunjung untuk makan kerak telur. Bisa juga menambah koleksi foto landmark, nggak kalah loh sama Merlion dan Petronas.
|
Merlion, Agustus 2010 |
|
Merlion, Agustus 2013 |
|
Petronas, Agustus 2013 |
Wonderful Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar