Jumat, 13 Januari 2017

Eksotiknya Lombok

Setelah dari Gili Trawangan naik fast boat menuju pelabuhan Bangsal, kami pun turun dari boat menunggu driver mobil rental menjemput kami. Setelah si driver tiba kami pun bersiap memulai petualangan. Ayo keliling kota Lombok... Ciayo!!

Saya langsung minta untuk lewat Bukit Malimbu soalnya sudah kepincut dengan keindahannya.

Panorama dari Bukit Malimbu
Indahnya alam ciptaan Tuhan
Setelah itu langsung menuju hotel di Senggigi untuk mengambil koper yang sudah kami titipkan di lobby saat mau ke Gili Trawangan. Beres dah masalah koper sudah selesai.

Ayo lanjutkan perjalanan! C'mon kita ke Kuta Lombok eits jangan salah bukan hanya Bali yang punya pantai Kuta karena di Lombok pun ada. Tapi kok lapar ya? padahal ini lagi bulan puasa di bulan Juni 2016. Nggak apa-apalah ayo kita makan di resto yang menyediakan Ayam Taliwang (Lupa nama restonya tapi letaknya di seberang pantai Kuta Lombok yang ada tulisannya). Driver mobil rentalnya yang nganterin ke tempat ini soalnya banyak rumah makan di Lombok yang tutup saat bulan puasa, entar sore baru pada mulai jualan lagi.

Makanan khas Lombok (ayam taliwang dan plecing kangkung)

Mungkin dia lapar
Setelah kenyang kami langsung ke seberang mau lihat keindahan pantai Kuta Lombok. Ayo foto di plangnya! Banyak sekali penjual kaos dan pernak-pernik yang ngikutin bikin nggak nyaman aja. Yang unik di sini pantainya berpasir besar-besar seperti merica.




Pasirnya besar-besar seperti merica
Lanjut lagi ke Tanjung Aan. Ayo foto di pantainya!



Dapat rekomendasi dari si driver bahwa Tanjung Aan akan terlihat lebih indah dari atas bukit yang namanya adalah Bukit Marese. C'mon kita hiking ke atas bukit siapkan stamina! Akhirnya sampai juga.



Saat turun bukit Jeremy pun digendong di atas punggung sang driver, soalnya jalan turunnya licin dan beberapa kali tergelincir. Thanks pak supir.. lihat pemandangannya bagus foto lagi dong.

Pemandangan dari bawah bukit Marese
Oya selain punya pantai yang indah jangan lupa juga mengunjungi Desa Adat Sade yaitu suatu dusun yang masih mempertahankan adat suku sasak. uniknya warga desa punya kebiasaan mengepel lantai menggunakan kotoran kerbau atau sapi yang dicampur air, biasanya dilakukan sebulan sekali. konon katanya supaya lantai menjadi lebih mengkilap dan dipercaya dapat mengusir lalat. Tapi tenang saja tidak ada bekas bau yang tercium kok.

Desa adat Sade
Dari desa Sade rasanya kurang afdol kalau tidak beli souvenir untuk koleksi dan kaos yang berciri khas kota Lombok dengan kualitas yang baik untuk dipakai kembaran berempat kan bisa nampak bagus dan kompak kalau di foto. singgahlah kami ke Toko Gandrung.

Dari Gandrung kami langsung makan malam lalu ke hotel, kali ini kami nginap di The Santosa Villas and Resort.

Setelah tidur nyenyak semalam paginya kami bangun langsung breakfast, rencananya mau main di Pantai Senggigi sebentar. Ada akses langsung dibelakang hotel banyak juga penjual souvenir dan kaos-kaos. ternyata banyak kapal-kapal yang di berlabuh di pantainya,

Pantai Senggigi
Lanjut lagi ke kolam renang. Ayo kita berendam oops salah ayo kita berenang. Foto dulu dong!

Kami cuma berendam

Gaya andalan : Underwater
Agak siangan kami check out dari hotel. Rencananya hari ini mau terbang (pakai pesawat) ke Bali. untuk memulai petualangan yang baru. Karena masih ada waktu di Lombok ayo kita explore lagi...

Untuk mengisi waktu sebelum berangkat kami diajak ke Pura Lingsar. Ada sih dengar-dengar sedikit penjelasan dari si driver yang nemenin, tapi nggak terlalu fokus soalnya anak-anak sudah bosan.

Pura Lingsar
Dari pura Lingsar kami langsung ke Toko Lestari rencananya mau beli madu dan beberapa cemilan khas Lombok untuk oleh-oleh dan konsumsi pribadi.

Selama di Lombok ini bisa dibilang untuk lunch dan dinner  saya selalu makan ayam taliwang dan plecing kangkung sampai Albert sempat nanya "mama nggak bosan?". Yang lain pilih menu sesuai selera masing-masing.

Lunch tetap dengan ayam taliwang dan plecing kangkung
Sekarang saatnya kita ke Desa Sukarare untuk mengisi waktu sebelum ke bandara Praya karena jaraknya cukup dekat hanya berjarak lebih kurang 20 menit perjalanan pakai mobil.

Ngapain aja ya kita ke desa ini? Banyak kok aktivitas yang bisa kita lakukan antara lain belajar menenun karena katanya setiap wanita di desa ini harus bisa menenun yang dalam bahasa sasak disebut nyesak, dari usia 10 tahun mereka sudah mulai belajar karena memang diwajibkan sebagai syarat pernikahan. Satu tenunan sederhana saja bisa selesai dalam waktu 3-7 hari. Cukup lama kan? Saat ditawarkan untuk mencoba menenun malah kids yang antusias jadi rebutan tuh mau cobain. Gantian ya! Saya jadi mikirin gimana jadinya nasib tenunan itu?

Gantian ya!
Diajak masuk ke dalam yang ternyata adalah semacam toko yang menjual hasil tenunan berupa songket, tas, baju dan lain-lain. Kami tertarik untuk mencoba pakai baju adat Lombok,

Sedang dibantuin pakai baju adat
Kami siap!!
Ayo foto di tempat yang ceritanya rumah adat! letaknya di halaman belakang. Yang bantuin foto juga mas-nya yang dari tadi sudah menemani kami. Semuanya Gratis. Tapi kita boleh kok memberi tip atas pelayanan yang diberikan atau membeli hasil tenunan mereka.


Lagi gaya beradu pedang (pura-puranya lagi pegang lighsabernya Star Wars)


Tidak terasa tiba waktunya kami untuk berangkat. setelah pamitan kita foto dulu dengan ibu-ibu penenun yang ramah.



Bye-bye Lombok

Wonderful Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar