Happy sweet 7th birthday my son.. Be Happy, Be Healthy. Grow up to be a wise man. Grow up to be a great man. May God bless you and your dream will come true.
We're so glad you were born, because you brighten our life and fill it with joy. Wishing you a day filled with love and cheer. Hoping your day will be as special as you are.
It's your special day. 7 years ago, I struggle to give birth for you. That was one of the most wonderful days in my life. I was so happy to see you born to this world. I hope your life will always be wonderful. You are cherished with love and bless of God..
Let this day be full of joy and Celebration!!
Namanya juga ulang tahun tentu saja ada perayaan sederhana ala keluarga kami tapi tetap dong dengan penuh sukacita. Makan bersama dan juga ada hadiah ulang tahun tidak lupa kue ulang tahun untuk "make a wish."
Sehari sebelumnya bikin base cakenya, sebenarnya agak malas juga baru pulang dari Jogja kemarin soalnya (Baca : Jogja Memang Istimewa), tapi mau bagaimana lagi? sudah janji mau bikinin cake astronot, topper sudah dibeli dan wajah si ganteng sudah berharap.
Yang bikin semangat bisa cobain mixer baru, kan baru coba bikin roti tapi cake belum pernah (Baca : Our New Kitchen Gadget) Cobain ah! Biarkan mesin itu bekerja..
Tinggal bikin topping dari cream cheese dan parutin keju sebagai taburannya supaya cantik. Ssst untuk menghias kue-nya tentu saja Papa yang turun tangan.
Terdengar suara Jeremy protes "Kok di bulan cuma putih, kawahnya mana?" Gampang taruh saja choco chips.. Puas? Simpan di kulkas dulu.. Ini jenis kue kalau dimakan kondisi dingin lebih enak..
Oya kalau mau bikin base cakenya saya pakai resep ini (Baca : Cake Lapis Keju) sudah tiga kali coba dan selalu ada kejutan di dalamnya.. Ha.. ha.. ha..
Cake sudah beres tinggal pasang topper, mau makan dimana? Di Kintan Buffet aja yuuk! Pengen makan banyak sepuas hati memang cocok-lah dengan resto all you can eat. Sekali-kali boleh dong!
Lanjut! Jangan lupa beli kado ulang tahun untuk Jeremy. Dia pilih sendiri mainan impian dia..
Pulangnya tinggal siapkan kue ulang tahun untuk 'make a wish', Jeremy langsung lari ganti baju astronot terus siap-siap pasang topper untuk cake-nya..
Dan hasil DIY Birthday Cake untuk ulang tahun Jeremy kali ini.. Taraa.. Lumayan ya?
Untuk pilihan hadiah ulang tahun ke-7 dia kali ini mainan Hot Wheels Play Set yang Kami patungan beliin..
Albert juga nggak mau ketinggalan menghadiah-kan dirinya sendiri dari hasil tabungan dia selama ini..
Baiklah mari kita foto bersama.. Action!!
Mari kita make a wish.. ♬ Tiup lilinnya.. tiup lilinnya ♫ wuzzz..
Jeremy senang hari ini? Dengan wajah tersenyum si ganteng pun menjawab "senang sekali"
Hari semakin malam dan kami pun bersiap-siap untuk beristirahat, berdoa bersama, baca renungan firman Tuhan dan akhirnya tertidur lelap..
Mimpi yang indah sayang.. Zzz.. Zzz.. Zzz
Have a Blessed Day
Sabtu, 29 September 2018
Selasa, 25 September 2018
Seruling Bolpen Penyemangat
Tuut.. tuuut.. bunyi seruling bolpen hadiah dari guru di sekolah dengan setia terdengar di rumah dan dijadikan mainan terbaru.. Hmm entah sampai kapan bertahan..
Kalau saya perhatikan dalam dua bulan di SD ini, Jeremy sudah mulai bisa adaptasi.
Awalnya selalu ada suratcinta pemberitahuan di buku komunikasi siswa yang tulisannya "Mohon perhatian orang tua.. bla.. bla.. bla.." bawa buku sesuai jadwal, kerjakan tugas yang sudah diberikan, belum lagi ketinggalan kotak makanan dan juga botol minum bisa sampai dua biji (kalau saya ingatkan bawa pulang semua kotak yang ketinggalan eh cuma dibawa pulang satu yang baru dia tinggalkan katanya tasnya penuh) hadeuh.. suruh bawa tas dua biji kayak koko, satu tas untuk bekal dan satu lagi untuk buku, si bocah cuma bawa dua hari doang habis itu bilang repot harus bawa tas dua..
Cari solusi dong ini apa maksudnya? Kok kita kayak orang tua kurang perhatian gitu ya.. Padahal semua sudah dilakukan sesuai aturan. Setiap hari anak bawa tas sudah kaya bawa gerobak barang.
Jadi ceritanya anak-anak disuruh ambil buku terus Jeremy-nya malas cari di tumpukan buku tas dia, jadi untuk gampangnya bilang saja lupa..
Gurunya langsung saja tulis di buku komunikasi "minta perhatian orang tua" padahal kan buku-nya sudah dibawa.
Pernah Jeremy ngeluh "kok di TK bawa buku cuma sedikit, sekarang banyak?" Mau nggak mau saya kasih tahu gurunya untuk "sedikit" pengertian bantuin anak cari buku di tas, pelan-pelan saja dulu entar baru mulai dilepas sendiri.
Jadwal pelajaran untuk besok yang anak tulis kalau salah mohon diralat, soalnya tulisan anak kadang ajaib susah dimengerti pakai salah-salah tulis lagi.
Pernah juga tuh ada re-test dari sekolahnya, orang tua murid lain di Grup WA pada bilang kok diulang sih anak saya kan dapat 80 terus ada yang bilang dapat 70.. bla.. bla.. bla.. kok nggak remed aja yang nilainya kurang eh tapikan banyak yang dapat nilai jelek makanya harus di ulang, biasalah para mami lagi ngerumpi.. Nggak tahu mereka, Jeremy dapat 45.. Ha.. ha.. ha.. *saya diam-diam saja, nggak mungkin bilang "Wow" juga kan..
Hasil re-test nilai Jeremy jadi 95, lumayan juga-lah. ternyata Jeremy mau-nya di soal itu harus ada gambar supaya gampang, jangan cuma tulisan.. Haiya! Pantesan yang dikerjakan cuma yang ada gambar doang..
Nah untuk di rumah kita angkat Mr. Koko jadi guru les supaya bisa belajar sambil bercanda, jadi anak rileks. Memang ya sesama anak itu harus bisa saling belajar mengajar. Mereka lebih saling mengerti..
Uang les dibayar secara profesional, baik yang diajar maupun yang mengajar, itu di luar uang jajan harian belum juga kerja infal.. Ha.. ha.. ha..
Hasilnya.. Eng Ing Eng pulang-lah Jeremy sambil tiup seruling..
Si Papa heran dong liatin seruling itu terus ikutan tiup.. tuut.. tuut.. sambil bilang bagus! Ini bisa jadi bolpen juga.. Gantian! Jeremy yang tiup lagi tuut.. tuut..
Jeremy bilang "Ini dikasih Miss"
Saya heran dong terus nanya "Kok bisa dapat seruling, emang semua anak dikasih?" Si bocah bilang "Nggak cuma aku aja soalnya nilai math in english aku paling tinggi"
Kayaknya kalau cuma satu anak yang dapat biasa anak lain pengen jajal juga, jadi saya nanya "siapa aja yang tadi tiup suling?" Dengan bangga dia sebutkan nama-nama temannya dan bilang "banyak" jadi kita tiup gantian, tapi sebelum tiup lap di baju dulu..
Si Papa langsung kaget teriak "Jeremy.. sana cuci dulu" habis itu dipakein alkohol.. Ha.. ha.. ha..
Jeremy bilang pasti ada lagi yang mau coba tiup suling "siapa lagi kalau bukan koko".. Ha.. ha.. ha..
Paling tidak sebuah penghargaan kecil dari prestasi dia bisa membuat si bocah bahagia, saya perhatiin Jeremy mulai bisa tanggung jawab, jadi lebih rajin, barang-barang mulai tidak ketinggalan lagi, PR mulai dikerjakan tanpa dipaksa.
Si Papa juga ikutan senang, yang pasti surat "Mohon perhatian orang tua" sudah nggak ada lagi sebulan belakangan ini.
Biasanya sih kalau orang tua yang memberi penghargaan atau perhatian kecil pada anak dianggap biasa tapi kalau dari guru atau pihak lain yang mengakui tentu saja ada kebanggaan tersendiri.
Oleh karena itu hargailah prestasi anak walaupun kecil dan dianggap biasa saja tapi itu bisa berarti bagi perkembangan dia, jangan diprotes terus dong si anak.. kalau muji juga harus yang tulus. Berasa kok mana yang palsu alias pura-pura.
Untuk orang tua kan bisa lebih yakin dan tahu kemampuan anak, ternyata sudah lebih baik dari dulu.
Hmm seruling bopen itu terdengar tiupannya dari mulut Jeremy.. Tuuut.. tuut..
Tepat di tanggal 29 September 2018 ada undangan mengikuti acara 3 Way Conference yaitu pertemuan pribadi antara orang tua, guru dan murid untuk berdiskusi tentang kelebihan (strength) dan hal yang masih perlu ditingkatkan (to improve)
Kriterianya seperti : Understanding, Skill (Communication dan Self Management), Character (Responsibility dan Self Confidence) dan juga Habits (diisi sesuai dengan Student Development Challenge) Bingung kan?
Kalau bagi saya sih yang penting anak enjoy bersekolah, bisa mengikuti pelajaran, bergaul dengan baik, jangan terbeban dengan pelajaran yang banyak.
Menurut gurunya Jeremy sudah bisa mengikuti pelajaran dengan baik cuma dia lemah sekali di Bahasa Indonesia, kebetulan yang ngajar wali kelasnya. Beberapa kali nilai dibawah KKM jadi sering remedial. Entar gurunya mau kasih pelajaran tambahan kalau Jeremy belum mengerti.
Kelebihan Jeremy di Math, English dan komputer diatas rata-rata.. Bahkan guru Math-nya nulis di keterangan "Anaknya cerdas dan selalu mengikuti kesepakatan". Kalau guru English-nya tulis "Terus berlatih menulis dengan rapih"
Akhirnya selesai juga pertemuan dengan guru, lumayan lega juga lihat nilai-nilai dia di mata pelajaran yang lain..
Just Sharing
Kalau saya perhatikan dalam dua bulan di SD ini, Jeremy sudah mulai bisa adaptasi.
Awalnya selalu ada surat
Cari solusi dong ini apa maksudnya? Kok kita kayak orang tua kurang perhatian gitu ya.. Padahal semua sudah dilakukan sesuai aturan. Setiap hari anak bawa tas sudah kaya bawa gerobak barang.
Jadi ceritanya anak-anak disuruh ambil buku terus Jeremy-nya malas cari di tumpukan buku tas dia, jadi untuk gampangnya bilang saja lupa..
Gurunya langsung saja tulis di buku komunikasi "minta perhatian orang tua" padahal kan buku-nya sudah dibawa.
Pernah Jeremy ngeluh "kok di TK bawa buku cuma sedikit, sekarang banyak?" Mau nggak mau saya kasih tahu gurunya untuk "sedikit" pengertian bantuin anak cari buku di tas, pelan-pelan saja dulu entar baru mulai dilepas sendiri.
Jadwal pelajaran untuk besok yang anak tulis kalau salah mohon diralat, soalnya tulisan anak kadang ajaib susah dimengerti pakai salah-salah tulis lagi.
Pernah juga tuh ada re-test dari sekolahnya, orang tua murid lain di Grup WA pada bilang kok diulang sih anak saya kan dapat 80 terus ada yang bilang dapat 70.. bla.. bla.. bla.. kok nggak remed aja yang nilainya kurang eh tapikan banyak yang dapat nilai jelek makanya harus di ulang, biasalah para mami lagi ngerumpi.. Nggak tahu mereka, Jeremy dapat 45.. Ha.. ha.. ha.. *saya diam-diam saja, nggak mungkin bilang "Wow" juga kan..
Hasil re-test nilai Jeremy jadi 95, lumayan juga-lah. ternyata Jeremy mau-nya di soal itu harus ada gambar supaya gampang, jangan cuma tulisan.. Haiya! Pantesan yang dikerjakan cuma yang ada gambar doang..
Nah untuk di rumah kita angkat Mr. Koko jadi guru les supaya bisa belajar sambil bercanda, jadi anak rileks. Memang ya sesama anak itu harus bisa saling belajar mengajar. Mereka lebih saling mengerti..
Uang les dibayar secara profesional, baik yang diajar maupun yang mengajar, itu di luar uang jajan harian belum juga kerja infal.. Ha.. ha.. ha..
Hasilnya.. Eng Ing Eng pulang-lah Jeremy sambil tiup seruling..
Si Papa heran dong liatin seruling itu terus ikutan tiup.. tuut.. tuut.. sambil bilang bagus! Ini bisa jadi bolpen juga.. Gantian! Jeremy yang tiup lagi tuut.. tuut..
Jeremy bilang "Ini dikasih Miss"
Saya heran dong terus nanya "Kok bisa dapat seruling, emang semua anak dikasih?" Si bocah bilang "Nggak cuma aku aja soalnya nilai math in english aku paling tinggi"
Kayaknya kalau cuma satu anak yang dapat biasa anak lain pengen jajal juga, jadi saya nanya "siapa aja yang tadi tiup suling?" Dengan bangga dia sebutkan nama-nama temannya dan bilang "banyak" jadi kita tiup gantian, tapi sebelum tiup lap di baju dulu..
Si Papa langsung kaget teriak "Jeremy.. sana cuci dulu" habis itu dipakein alkohol.. Ha.. ha.. ha..
Jeremy bilang pasti ada lagi yang mau coba tiup suling "siapa lagi kalau bukan koko".. Ha.. ha.. ha..
Paling tidak sebuah penghargaan kecil dari prestasi dia bisa membuat si bocah bahagia, saya perhatiin Jeremy mulai bisa tanggung jawab, jadi lebih rajin, barang-barang mulai tidak ketinggalan lagi, PR mulai dikerjakan tanpa dipaksa.
Si Papa juga ikutan senang, yang pasti surat "Mohon perhatian orang tua" sudah nggak ada lagi sebulan belakangan ini.
Biasanya sih kalau orang tua yang memberi penghargaan atau perhatian kecil pada anak dianggap biasa tapi kalau dari guru atau pihak lain yang mengakui tentu saja ada kebanggaan tersendiri.
Oleh karena itu hargailah prestasi anak walaupun kecil dan dianggap biasa saja tapi itu bisa berarti bagi perkembangan dia, jangan diprotes terus dong si anak.. kalau muji juga harus yang tulus. Berasa kok mana yang palsu alias pura-pura.
Untuk orang tua kan bisa lebih yakin dan tahu kemampuan anak, ternyata sudah lebih baik dari dulu.
Hmm seruling bopen itu terdengar tiupannya dari mulut Jeremy.. Tuuut.. tuut..
Tepat di tanggal 29 September 2018 ada undangan mengikuti acara 3 Way Conference yaitu pertemuan pribadi antara orang tua, guru dan murid untuk berdiskusi tentang kelebihan (strength) dan hal yang masih perlu ditingkatkan (to improve)
Kriterianya seperti : Understanding, Skill (Communication dan Self Management), Character (Responsibility dan Self Confidence) dan juga Habits (diisi sesuai dengan Student Development Challenge) Bingung kan?
Kalau bagi saya sih yang penting anak enjoy bersekolah, bisa mengikuti pelajaran, bergaul dengan baik, jangan terbeban dengan pelajaran yang banyak.
Menurut gurunya Jeremy sudah bisa mengikuti pelajaran dengan baik cuma dia lemah sekali di Bahasa Indonesia, kebetulan yang ngajar wali kelasnya. Beberapa kali nilai dibawah KKM jadi sering remedial. Entar gurunya mau kasih pelajaran tambahan kalau Jeremy belum mengerti.
Kelebihan Jeremy di Math, English dan komputer diatas rata-rata.. Bahkan guru Math-nya nulis di keterangan "Anaknya cerdas dan selalu mengikuti kesepakatan". Kalau guru English-nya tulis "Terus berlatih menulis dengan rapih"
Akhirnya selesai juga pertemuan dengan guru, lumayan lega juga lihat nilai-nilai dia di mata pelajaran yang lain..
Just Sharing
Rabu, 19 September 2018
My Super Body
Ho.. ho.. ho.. Bodyku Super sekali.. aku mau merawatnya.. Bagaimana caranya ya?
Ceritanya sekarang Jeremy sudah kelas 1 SD, Enak dong sudah bisa ngerjain tugas sendiri? Eits.. jangan salah, untuk seusia mereka sih tetap butuh bimbingan orang tua bantu ngajarin.. Ini nih surat pemberitahuannya..
Kalau kayak Albert si sulung tuh yang sudah SMP sudah enak bisa ngerjain tugas sendiri, kalau saya perhatikan itu anak dari SD sudah mandiri lumayan pintar-lah otaknya bisa menerima pelajaran dengan baik, jadi belajarnya nggak usah gimana-gimana gitu. Malah sering SKS (Sistem Kebut Semalam) tapi lumayan oke-lah hasilnya apalagi kalau dipersiapkan dengan baik.
Nah kalau Jeremy tetap "The power of emak-emak" harus dimunculkan ditambah lagi harus ada Mister Papa dan Mister Koko ikut bantuin, bahu membahu lah istilahnya.. Mudah-mudahan hanya sementara saja ya.. Entar juga timbul kesadaran sendiri.. Berubah!! Jadi lebih konsentrasi, tulisannya lebih rapih dan bacanya jadi lancar.
Apalagi sekarang jaman Now pakai pelajaran bertema.. kalau jaman old waktu kita sekolah mah masih belajar "Ini Budi" sekalian dah dengan Bapak Budi dan Ibu Budi dibaca kencang-kencang.
Kalau sekarang tuntutannya anak disuruh membuat karya yang berhubungan dengan tema yang sudah dipelajari dan proses Doing biasanya dilakukan bersama orang tua di rumah untuk anak usia TK dan SD. Apa ya namanya? POE (Project of Entrepreneur) kayaknya deh..
Mirip-miriplah waktu dia masih TK.. Belajar tentang hewan ternak, pilihan Jeremy mau meneliti Kambing (Baca : A Goat Story) lanjutannya itu hewan ternak mau diapain? Pergilah mereka ke pasar ramai-ramai dengan gurunya dan tahap Doing dirumah bareng orang tua (Baca : Little Adventurer)
Ada juga waktu mereka belajar tentang cita-cita tetap dong bikin project yang berhubungan dengan tema.. Belum lagi tema.. ini.. itu.. banyak sekali.. Cari sendiri dah di label Kids dari blog ini juga..
Kalau Albert projectnya dia bikin sendiri ada yang berkelompok bareng teman-temannya tapi ada juga yang sendiri, orang tua tidak terlalu terlibat lagi. Ya kegiatan Cookery masakan Nusantara (Baca : Kids School Project) inilah salah satu contohnya.. Saya cuma liatin aja soalnya bikin di rumah pakai pinjam dapur.
Sekarang Jeremy buat karya apa ya? Ternyata disuruh buat jurnal dengan bentuk inovatif yang berisikan pengalaman merawat anggota tubuh yang dilengkapi dengan foto kegiatan (jurnal ditulis sendiri oleh siswa dengan tulisan rapi).
Nah ini masalahnya tulisan Jeremy besar-besar dan dia tulis sambil males-malesan, terus kalau tulisnya salah dia nggak mau perbaiki, katanya "kenapa tulis ulang-ulang sih?"
Planningnya pilihan Jeremy mau merawat anggota tubuh mata dan gigi, terus dia tulis di kertas planning merawat mata dengan makan "wotel", kurang "r" kan? dihapuslah tulisan itu sama koko Albert suruh ulang. Jeremy nggak terima katanya tulis "r" tinggal selipin ditengah jadi nggak capek tulis ulang-ulang. Si Koko juga nggak terima niat baik dia supaya tulisan Jeremy rapi nggak ditanggepin..
Adu mulut alias berantem? Sudah biasa.. Muncullah saya dengan tampang "judes" ngomong "Jeremy mau mama suruh tulis 100 kali?" Langsung beres.. Drama banget kan? Belum lagi drama-drama yang lain.. Haiya!!
Terus untuk membuat karya dia lebih keren, Jeremy rencananya mau gambar orang bergigi, sikat gigi, odol dan wortel yang dia bikin di kertas planning terlebih dulu. Yang terjadi? Gambar dia ditertawain si koko sambil bilang "Itu monster otak ya? Mau dibantuin gambar nggak?" Jeremy kesal dan langsung menolak terus lari ke Papa cari pembelaan "Bagus nggak Pa?" si Papa dengan polos menjawab "Kok serem amat itu orang? Zombie ya?" Ha.. ha.. ha.. Jeremy langsung cemberut.
Kok sekarang Albert ikut bantu ngajarin? Iya semenjak Jeremy masuk SD kelas 1, Albert sudah jadi Mr. Koko.. dia mau jadi guru les Jeremy tapi dibayar secara profesional, biasalah anak remaja banyak kebutuhan "Ingin-ingin banyak sekali", sekalian ngajarin Albert bertanggung jawab pakai uang.. Eh ternyata si murid les-nya juga mau dibayar.. Halah!! Ya sudah separuhnya koko saja ya? Jeremy setuju..
Kok manjain anak pakai uang? Bukan begitu.. Supaya anak mengerti saat minta mainan mereka bisa pakai uang sendiri sesuai dengan budget yang ada.. terus kalau saya atau papa-nya ulang tahun mereka juga bisa beliin kado dengan bangga karena pakai uang mereka sendiri. (Baca : Happy Birthday To Me)
Akhirnya kertas Planning selesai juga diisi Jeremy. Entar tahap Doing baru dibantuin samapakar mama.
Ssst sebenarnya saya juga kurang tahu tuh mau buat jurnal model apa, kayak kliping atau bagaimana? Entar lihat saja deh hasilnya apalagi di suruh buat yang inovatif.
Di group WA mulai kasak kusuk tuh orang tua berpendapat, ada yang bilang begini.. ada yang bilang begitu, sampai ada yang searching jurnal itu apa sih? Akhirnya ada yang nanya gurunya biar dapat pencerahan supaya tidak salah dalam melangkah.
Saya hanya menyimak dan ambil kesimpulan saja. Apalagi Jeremy bilang "Kita entar bikin buku tapi bukan buku." Saya mulai bisa meraba kearah mana jurnal itu akan dibuat..
Kalau soal tulis jurnal pribadi atau harian saya sudah biasa tapi pengaplikasian pada anak SD kelas 1 agak sulit belum tentu dia mengerti. Makanya harus dibikin asyik dan menyenangkan..
Mari kita buat jurnal inovatif! Tapi kalau bisa yang gratisan saja dan memang bahannya sudah ada di rumah.. berinovasi tidak perlu mahal tapi tepat sasaran terutama supaya anak lebih mudah mengingat dan bertanggung jawab pada apa yang sudah direncanakan sejak awal dan menjadi terbiasa. Lihat jurnal ingat "My Super Body"!
Dikasih waktu 9 hari untuk mengerjakan jurnal itu, temanya tentang "My Super Body" yang harus dirawat. Pilihan si bocah merawat Gigi dan Mata dan juga dia sudah buat planning sesuai hati dan pikirannya sendiri.. Harus konsisten ya! Mama cuma bantuin saja..
Supaya lebih asyik bagi anak-anak harus banyak gambar dan juga foto, coba disuruh tulis hanya dikertas kosong, apa nggak boring tuh?
Untuk menambah kesan dramatis kita bikin saja di kalender meja (ada stok dirumah). Lihat tanggalan ingat "My Super Body"! Awalnya mau bikin di buku notes..
Untuk mempercantik dan juga anak bisa berinovasi saya cariin gambar yang bisa dia warnai sendiri, Kali ini tidak usah gambar sendiri di jurnal deh. U know lah! Bisa jadi komedi itu gambar padahal lagi mau serius. Terus kalau si bocah ngambek bisa jadi lama ceritanya.
Lembar demi lembar mulai di isi dengan kegiatan dia dalam merawat gigi dan mata sesuai dengan yang sudah dia planning-kan.
Akhirnya tugas selesai juga, jurnal siap dikumpul..
Just Sharing
Ceritanya sekarang Jeremy sudah kelas 1 SD, Enak dong sudah bisa ngerjain tugas sendiri? Eits.. jangan salah, untuk seusia mereka sih tetap butuh bimbingan orang tua bantu ngajarin.. Ini nih surat pemberitahuannya..
Kalau kayak Albert si sulung tuh yang sudah SMP sudah enak bisa ngerjain tugas sendiri, kalau saya perhatikan itu anak dari SD sudah mandiri lumayan pintar-lah otaknya bisa menerima pelajaran dengan baik, jadi belajarnya nggak usah gimana-gimana gitu. Malah sering SKS (Sistem Kebut Semalam) tapi lumayan oke-lah hasilnya apalagi kalau dipersiapkan dengan baik.
Nah kalau Jeremy tetap "The power of emak-emak" harus dimunculkan ditambah lagi harus ada Mister Papa dan Mister Koko ikut bantuin, bahu membahu lah istilahnya.. Mudah-mudahan hanya sementara saja ya.. Entar juga timbul kesadaran sendiri.. Berubah!! Jadi lebih konsentrasi, tulisannya lebih rapih dan bacanya jadi lancar.
Apalagi sekarang jaman Now pakai pelajaran bertema.. kalau jaman old waktu kita sekolah mah masih belajar "Ini Budi" sekalian dah dengan Bapak Budi dan Ibu Budi dibaca kencang-kencang.
Kalau sekarang tuntutannya anak disuruh membuat karya yang berhubungan dengan tema yang sudah dipelajari dan proses Doing biasanya dilakukan bersama orang tua di rumah untuk anak usia TK dan SD. Apa ya namanya? POE (Project of Entrepreneur) kayaknya deh..
Mirip-miriplah waktu dia masih TK.. Belajar tentang hewan ternak, pilihan Jeremy mau meneliti Kambing (Baca : A Goat Story) lanjutannya itu hewan ternak mau diapain? Pergilah mereka ke pasar ramai-ramai dengan gurunya dan tahap Doing dirumah bareng orang tua (Baca : Little Adventurer)
Ada juga waktu mereka belajar tentang cita-cita tetap dong bikin project yang berhubungan dengan tema.. Belum lagi tema.. ini.. itu.. banyak sekali.. Cari sendiri dah di label Kids dari blog ini juga..
Kalau Albert projectnya dia bikin sendiri ada yang berkelompok bareng teman-temannya tapi ada juga yang sendiri, orang tua tidak terlalu terlibat lagi. Ya kegiatan Cookery masakan Nusantara (Baca : Kids School Project) inilah salah satu contohnya.. Saya cuma liatin aja soalnya bikin di rumah pakai pinjam dapur.
Sekarang Jeremy buat karya apa ya? Ternyata disuruh buat jurnal dengan bentuk inovatif yang berisikan pengalaman merawat anggota tubuh yang dilengkapi dengan foto kegiatan (jurnal ditulis sendiri oleh siswa dengan tulisan rapi).
Nah ini masalahnya tulisan Jeremy besar-besar dan dia tulis sambil males-malesan, terus kalau tulisnya salah dia nggak mau perbaiki, katanya "kenapa tulis ulang-ulang sih?"
Planningnya pilihan Jeremy mau merawat anggota tubuh mata dan gigi, terus dia tulis di kertas planning merawat mata dengan makan "wotel", kurang "r" kan? dihapuslah tulisan itu sama koko Albert suruh ulang. Jeremy nggak terima katanya tulis "r" tinggal selipin ditengah jadi nggak capek tulis ulang-ulang. Si Koko juga nggak terima niat baik dia supaya tulisan Jeremy rapi nggak ditanggepin..
Adu mulut alias berantem? Sudah biasa.. Muncullah saya dengan tampang "judes" ngomong "Jeremy mau mama suruh tulis 100 kali?" Langsung beres.. Drama banget kan? Belum lagi drama-drama yang lain.. Haiya!!
Terus untuk membuat karya dia lebih keren, Jeremy rencananya mau gambar orang bergigi, sikat gigi, odol dan wortel yang dia bikin di kertas planning terlebih dulu. Yang terjadi? Gambar dia ditertawain si koko sambil bilang "Itu monster otak ya? Mau dibantuin gambar nggak?" Jeremy kesal dan langsung menolak terus lari ke Papa cari pembelaan "Bagus nggak Pa?" si Papa dengan polos menjawab "Kok serem amat itu orang? Zombie ya?" Ha.. ha.. ha.. Jeremy langsung cemberut.
Kok sekarang Albert ikut bantu ngajarin? Iya semenjak Jeremy masuk SD kelas 1, Albert sudah jadi Mr. Koko.. dia mau jadi guru les Jeremy tapi dibayar secara profesional, biasalah anak remaja banyak kebutuhan "Ingin-ingin banyak sekali", sekalian ngajarin Albert bertanggung jawab pakai uang.. Eh ternyata si murid les-nya juga mau dibayar.. Halah!! Ya sudah separuhnya koko saja ya? Jeremy setuju..
Kok manjain anak pakai uang? Bukan begitu.. Supaya anak mengerti saat minta mainan mereka bisa pakai uang sendiri sesuai dengan budget yang ada.. terus kalau saya atau papa-nya ulang tahun mereka juga bisa beliin kado dengan bangga karena pakai uang mereka sendiri. (Baca : Happy Birthday To Me)
Akhirnya kertas Planning selesai juga diisi Jeremy. Entar tahap Doing baru dibantuin sama
Ssst sebenarnya saya juga kurang tahu tuh mau buat jurnal model apa, kayak kliping atau bagaimana? Entar lihat saja deh hasilnya apalagi di suruh buat yang inovatif.
Di group WA mulai kasak kusuk tuh orang tua berpendapat, ada yang bilang begini.. ada yang bilang begitu, sampai ada yang searching jurnal itu apa sih? Akhirnya ada yang nanya gurunya biar dapat pencerahan supaya tidak salah dalam melangkah.
Saya hanya menyimak dan ambil kesimpulan saja. Apalagi Jeremy bilang "Kita entar bikin buku tapi bukan buku." Saya mulai bisa meraba kearah mana jurnal itu akan dibuat..
Kalau soal tulis jurnal pribadi atau harian saya sudah biasa tapi pengaplikasian pada anak SD kelas 1 agak sulit belum tentu dia mengerti. Makanya harus dibikin asyik dan menyenangkan..
Mari kita buat jurnal inovatif! Tapi kalau bisa yang gratisan saja dan memang bahannya sudah ada di rumah.. berinovasi tidak perlu mahal tapi tepat sasaran terutama supaya anak lebih mudah mengingat dan bertanggung jawab pada apa yang sudah direncanakan sejak awal dan menjadi terbiasa. Lihat jurnal ingat "My Super Body"!
Dikasih waktu 9 hari untuk mengerjakan jurnal itu, temanya tentang "My Super Body" yang harus dirawat. Pilihan si bocah merawat Gigi dan Mata dan juga dia sudah buat planning sesuai hati dan pikirannya sendiri.. Harus konsisten ya! Mama cuma bantuin saja..
Supaya lebih asyik bagi anak-anak harus banyak gambar dan juga foto, coba disuruh tulis hanya dikertas kosong, apa nggak boring tuh?
Untuk menambah kesan dramatis kita bikin saja di kalender meja (ada stok dirumah). Lihat tanggalan ingat "My Super Body"! Awalnya mau bikin di buku notes..
Untuk mempercantik dan juga anak bisa berinovasi saya cariin gambar yang bisa dia warnai sendiri, Kali ini tidak usah gambar sendiri di jurnal deh. U know lah! Bisa jadi komedi itu gambar padahal lagi mau serius. Terus kalau si bocah ngambek bisa jadi lama ceritanya.
Lembar demi lembar mulai di isi dengan kegiatan dia dalam merawat gigi dan mata sesuai dengan yang sudah dia planning-kan.
Akhirnya tugas selesai juga, jurnal siap dikumpul..
Just Sharing
Selasa, 18 September 2018
Terinspirasi Mi Goreng Telur Asin Instan
Makanan instan pun bisa menjadi inspirasi untuk menu makanan keluarga. Tapi? Harus bikin sendiri dong.. mie goreng telur asin ala rumahan.. nyam.. nyam.. Dimasak penuh cinta dan ada kejutan disetiap masakan bunda.
Sekitar 2 atau 3 bulan lalu terdengar kabar Indomie mau mengeluarkan varian baru untuk melengkapi rasa yang sudah ada di pasaran, ramainya sih di Medsos, banyak yang pengen jadi orang pertama yang cobain terus memberikan penilaian. Hal biasa-lah..
Saya sih bukan penggemar mie instan tapi sekali-kali boleh-lah. Lumayan juga kok! Praktis lagi. Tapi gaungnya belum terdengar tuh. Buktinya saya belum tahu.. Ha.. ha.. ha..
Saya tahunya malah dari David yang sibuk nyari mie instan rasa telur asin saat belanja bulanan, kalau nggak salah bulan Juli. Dia nanya "Kok nggak ada ya?" Sambil terus mencari bersama Albert si sulung. Akhirnya dia menyerah terus bilang "Mungkin harus beli online."
Tapi boro-boro beli online peristiwa pencarian berulang lagi saat belanja bulan depannya ngomongnya sih "Kok belum ada ya? Mungkin harus cari online.." Ha.. ha.. ha..
Akhirnya mi instan telur asin terlupakan begitu saja. Soalnya belum jelas kapan mau diperkenalkan secara resmi di pasaran.. dengar kabar di bulan September sih.
Kalau kita sih type orang yang "Kalau ada beli, kalau nggak ada ya sudahlah!"
Sampai ada yang posting gambar mi instan telur asin di Medsos, captionnya dia sih untuk sarapan. Jadi ingat lagi dong! Beli beberapa bungkus untuk cobain, dapatnya malah di minimarket.
Kalau yang instan begini sih gampang buatnya, nggak perlu keahlian khusus.. Dua bungkus cukup ya?
Dibuka bungkusnya, difoto isinya eh direbus mie-nya sampai lunak..
Tuang bumbu-nya di piring saji (praktisnya di sini nggak perlu takar bumbu lagi). Terlihat tangan chef yang terampil meracik bumbu lalu.. terdengar suara "Julie.. iseng ya?." Master Chef sepertinya harus dirahasiakan identitasnya.. Ha.. ha.. ha..
Yang membedakan dengan varian rasa lain ya ini dia bubuk telur asin kasar..
Lalu diaduk.. siap dinikmati..
Soal rasa tergantung selera! Untuk mie ini rasanya enak kategori biasa seperti makanan instan lainnya, tidak ada kejutan di dalamnya. Kok kejutan? Ya iyalah namanya buatan pabrik jadinya rasanya stabil dan datar, istilahnya "Biasa saja"
Tapi dari hal-hal instan pun bisa menjadi inspirasi, asal mau sedikit repot dan mencoba berkreasi. Kita bikin homemade mi goreng telur asin yuk! Selama ini kita suka bikin Tofu telur asin, pakai resep itu saja saos telur asin-nya.
Yang dipakai untuk saos telur asin cuma kuningnya saja terus dihancurkan dalam mangkuk, tambahkan saos tiram 1 sendok teh, chicken powder tanpa MSG dan juga air secukupnya, aduk rata.
Putih telurnya cincang kasar, campur dalam mie. Tumis pakai butter supaya lebih harum..
Hmm akhirnya selesai juga.. Komentar si Papa David yang jadi juru cicip "Kayak asli, ini jauh lebih enak" nyam.. nyam.. Bedanya mie telur asin ala rumahan ada cincangan putih telur..
Menu makan malam kami jadi lebih bervariasi ditambah dengan Chicken Teriyaki ala Cooking Mama Recipe dan juga sop buatan si ibu..
Jeremy minta digorengin beef burger, ternyata dia kurang suka makan mie goreng telur asin baik yang instan maupun homemade.
Itu tempe goreng dan sambal kentang buatan si ibu disimpan saja, dimakan besok.. soalnya hari ini mau menikmati makanan resto ala kami sendiri.. nyam.. nyam..
Harum pizza mulai tercium.. siapa yang lagi panggang? Ho.. ho.. ho.. rahasia.. biasalah untuk besok bawa bekal. Dough pizza kebetulan sudah ada di freezer, tinggal diberi topping..
Kalau soal tandingan sih sudah biasa, seperti di cerita Kue Kering Tandingan atau Klappertart
Tandingan, ada juga saat Jalan ke IKEA Ingat Swedish Meatballs.
Bahagia itu sederhana melihat kalian senyum saja saya sudah senang.. See You..
Have A Nice Day
Sekitar 2 atau 3 bulan lalu terdengar kabar Indomie mau mengeluarkan varian baru untuk melengkapi rasa yang sudah ada di pasaran, ramainya sih di Medsos, banyak yang pengen jadi orang pertama yang cobain terus memberikan penilaian. Hal biasa-lah..
Saya sih bukan penggemar mie instan tapi sekali-kali boleh-lah. Lumayan juga kok! Praktis lagi. Tapi gaungnya belum terdengar tuh. Buktinya saya belum tahu.. Ha.. ha.. ha..
Saya tahunya malah dari David yang sibuk nyari mie instan rasa telur asin saat belanja bulanan, kalau nggak salah bulan Juli. Dia nanya "Kok nggak ada ya?" Sambil terus mencari bersama Albert si sulung. Akhirnya dia menyerah terus bilang "Mungkin harus beli online."
Tapi boro-boro beli online peristiwa pencarian berulang lagi saat belanja bulan depannya ngomongnya sih "Kok belum ada ya? Mungkin harus cari online.." Ha.. ha.. ha..
Akhirnya mi instan telur asin terlupakan begitu saja. Soalnya belum jelas kapan mau diperkenalkan secara resmi di pasaran.. dengar kabar di bulan September sih.
Kalau kita sih type orang yang "Kalau ada beli, kalau nggak ada ya sudahlah!"
Sampai ada yang posting gambar mi instan telur asin di Medsos, captionnya dia sih untuk sarapan. Jadi ingat lagi dong! Beli beberapa bungkus untuk cobain, dapatnya malah di minimarket.
Kalau yang instan begini sih gampang buatnya, nggak perlu keahlian khusus.. Dua bungkus cukup ya?
Dibuka bungkusnya, difoto isinya eh direbus mie-nya sampai lunak..
Tuang bumbu-nya di piring saji (praktisnya di sini nggak perlu takar bumbu lagi). Terlihat tangan chef yang terampil meracik bumbu lalu.. terdengar suara "Julie.. iseng ya?." Master Chef sepertinya harus dirahasiakan identitasnya.. Ha.. ha.. ha..
Yang membedakan dengan varian rasa lain ya ini dia bubuk telur asin kasar..
Lalu diaduk.. siap dinikmati..
Soal rasa tergantung selera! Untuk mie ini rasanya enak kategori biasa seperti makanan instan lainnya, tidak ada kejutan di dalamnya. Kok kejutan? Ya iyalah namanya buatan pabrik jadinya rasanya stabil dan datar, istilahnya "Biasa saja"
Tapi dari hal-hal instan pun bisa menjadi inspirasi, asal mau sedikit repot dan mencoba berkreasi. Kita bikin homemade mi goreng telur asin yuk! Selama ini kita suka bikin Tofu telur asin, pakai resep itu saja saos telur asin-nya.
Yang dipakai untuk saos telur asin cuma kuningnya saja terus dihancurkan dalam mangkuk, tambahkan saos tiram 1 sendok teh, chicken powder tanpa MSG dan juga air secukupnya, aduk rata.
Putih telurnya cincang kasar, campur dalam mie. Tumis pakai butter supaya lebih harum..
Hmm akhirnya selesai juga.. Komentar si Papa David yang jadi juru cicip "Kayak asli, ini jauh lebih enak" nyam.. nyam.. Bedanya mie telur asin ala rumahan ada cincangan putih telur..
Menu makan malam kami jadi lebih bervariasi ditambah dengan Chicken Teriyaki ala Cooking Mama Recipe dan juga sop buatan si ibu..
Jeremy minta digorengin beef burger, ternyata dia kurang suka makan mie goreng telur asin baik yang instan maupun homemade.
Itu tempe goreng dan sambal kentang buatan si ibu disimpan saja, dimakan besok.. soalnya hari ini mau menikmati makanan resto ala kami sendiri.. nyam.. nyam..
Harum pizza mulai tercium.. siapa yang lagi panggang? Ho.. ho.. ho.. rahasia.. biasalah untuk besok bawa bekal. Dough pizza kebetulan sudah ada di freezer, tinggal diberi topping..
Kalau soal tandingan sih sudah biasa, seperti di cerita Kue Kering Tandingan atau Klappertart
Tandingan, ada juga saat Jalan ke IKEA Ingat Swedish Meatballs.
Bahagia itu sederhana melihat kalian senyum saja saya sudah senang.. See You..
Have A Nice Day
Sabtu, 15 September 2018
Baking Time : DIY Bread
DIY Bread, maksudnya apa? Roti jenis baru? Sambil ngulen dan mikir mau bikin roti apa ya? Yang penting base dough-nya selesai dulu.. Entar baru dipikir mau bikin apa.. Terdengar suara si papa David manggil "Julie, lihat sini!" Cekrek..
Jadi ceritanya si Papa David ngajak nge-baking saat weekend, soalnya besok kan kids libur, jadi bisa ikut nge-ramein. Lagian juga kita punya mixer roti baru jadi pengen cobain pakai lagi supaya lebih terbiasa. (Baca : Our New Kitchen Gadget)
Tapi bingung mau bikin apa? Jeremy mau bikin donat, Albert mau bikin roti burger, saya mau ngabisin sisa bahan di kulkas sementara si Papa cuma mau ikut-ikutan yang penting baking.. Ha.. ha.. ha..
Doughnya pakai yang biasa kita bikin saja deh. Pernah cobain bikin roti mini yang jadinya 64 buah dalam satu adonan sekalian dengan hitung-hitungan harganya.. (Baca : Aneka Roti Mini Dalam Satu Adonan) Seperti ini penampakan roti mini-nya.. Lumayan ya?
Tapi kali ini kita mau bikin roti ukuran normal, jadi separuhnya saja 32 buah roti..
Siapkan bahan-bahan yang diperlukan..
- 1 bungkus tepung terigu protein tinggi (1 kg)
- 1 bungkus mentega
- 1 bungkus ragi instan (11 gram)
- 500 ml susu cair (1/2 kotak 1 liter)
- 100 gram gula pasir
- 1 sdt garam
- 4 butir telur (pakai 2 telur utuh + 2 Kuning telur)
Masukkan semua bahan kedalam mixer dan biarkan mesin itu bekerja..
Setelah itu biarkan adonan mengembang kurang lebih satu jam sambil menyiapkan topping dan isian.
Setelah sejam kempiskan adonan, ulen sebentar dan bagi adonan menjadi 32 buah.
Kok besarnya beda-beda ya? Si Papa penasaran ditimbang satu-satu dan mendapatkan total berat 1912 gram, berat rata-rata persatuan 60 gram, dihitung standar deviasi pakai rumus Excel dapat 10 gram, jadi kisaran berat standar yang diperkenankan 50 -70 gram per piece (kata dia sih).
Bagaimana dengan hasil pembagian dough kami? Ternyata yang paling ringan 44 gram dan yang paling berat 81 gram. Ada yang kecil sekali dan ada yang besar, Nggak imbang nih! Lain kali bikin sesuai standar saja deh bila perlu ditimbang.
Sekarang terima dough apa adanya.. Mari bersiap-siap untuk bikin DIY Bread alias bentuk suka-suka sesuai kreasi-mu sendiri..
Mari berkreasi! Si Albert dan Jeremy heboh banget. Jeremy bikin kanjelek kurang bagus bentuknya, trus dia bikin suka-suka dia, Albert protes sambil perbaiki, Jeremy tersinggung sambil ngomel nggak senang. Tapi "Ah sudahlah!" tetap DIY (Do it yourself)..
Setelah berjuang keras, akhirnya dough kami pun selesai.. Entar ada yang mau dipanggang dan juga ada yang di goreng..
Eh itu roti sobek isi apa? Yang mana isi keju? Yang mana isi coklat? Nggak tahu-lah..
Seteleh digoreng untuk donat dan burger masih ada kelanjutan. Donat kita lapisi dengan cream cheese atasnya taburi meises atau keju parut dan burger diisi dengan homemade beef burger.
Sudah malam ya? Akhirnya selesai juga yang hasilnya dapat roti goreng coklat, roti sosis goreng dan donat cream cheese coklat dan keju.
Untuk yang dipanggang dapat roti sobek dan beef burger..
Hmm sebelum disimpan, foto dulu dong dengan hasil karya..
Selesai-lah baking kita hari ini.. see you..
Happy Baking
Jadi ceritanya si Papa David ngajak nge-baking saat weekend, soalnya besok kan kids libur, jadi bisa ikut nge-ramein. Lagian juga kita punya mixer roti baru jadi pengen cobain pakai lagi supaya lebih terbiasa. (Baca : Our New Kitchen Gadget)
Tapi bingung mau bikin apa? Jeremy mau bikin donat, Albert mau bikin roti burger, saya mau ngabisin sisa bahan di kulkas sementara si Papa cuma mau ikut-ikutan yang penting baking.. Ha.. ha.. ha..
Doughnya pakai yang biasa kita bikin saja deh. Pernah cobain bikin roti mini yang jadinya 64 buah dalam satu adonan sekalian dengan hitung-hitungan harganya.. (Baca : Aneka Roti Mini Dalam Satu Adonan) Seperti ini penampakan roti mini-nya.. Lumayan ya?
Tapi kali ini kita mau bikin roti ukuran normal, jadi separuhnya saja 32 buah roti..
Siapkan bahan-bahan yang diperlukan..
- 1 bungkus tepung terigu protein tinggi (1 kg)
- 1 bungkus mentega
- 1 bungkus ragi instan (11 gram)
- 500 ml susu cair (1/2 kotak 1 liter)
- 100 gram gula pasir
- 1 sdt garam
- 4 butir telur (pakai 2 telur utuh + 2 Kuning telur)
Masukkan semua bahan kedalam mixer dan biarkan mesin itu bekerja..
Setelah itu biarkan adonan mengembang kurang lebih satu jam sambil menyiapkan topping dan isian.
Setelah sejam kempiskan adonan, ulen sebentar dan bagi adonan menjadi 32 buah.
Kempiskan adonan, ulen sebentar |
Potong adonan |
menjadi 32 buah |
Bagaimana dengan hasil pembagian dough kami? Ternyata yang paling ringan 44 gram dan yang paling berat 81 gram. Ada yang kecil sekali dan ada yang besar, Nggak imbang nih! Lain kali bikin sesuai standar saja deh bila perlu ditimbang.
Sekarang terima dough apa adanya.. Mari bersiap-siap untuk bikin DIY Bread alias bentuk suka-suka sesuai kreasi-mu sendiri..
Mari berkreasi! Si Albert dan Jeremy heboh banget. Jeremy bikin kan
Setelah berjuang keras, akhirnya dough kami pun selesai.. Entar ada yang mau dipanggang dan juga ada yang di goreng..
Eh itu roti sobek isi apa? Yang mana isi keju? Yang mana isi coklat? Nggak tahu-lah..
Seteleh digoreng untuk donat dan burger masih ada kelanjutan. Donat kita lapisi dengan cream cheese atasnya taburi meises atau keju parut dan burger diisi dengan homemade beef burger.
Sudah malam ya? Akhirnya selesai juga yang hasilnya dapat roti goreng coklat, roti sosis goreng dan donat cream cheese coklat dan keju.
Untuk yang dipanggang dapat roti sobek dan beef burger..
Roti goreng coklat, roti sosis goreng, donat |
Beef burger, roti sobek |
Selesai-lah baking kita hari ini.. see you..
Happy Baking
Langganan:
Postingan (Atom)