Apakah itu? Ternyata para siswa mendapat tugas untuk membuat menu sehat keluarga dengan bahan dasar yang diteliti dari sekolah. Whaat? Berarti kita harus masak daging kambing dong? Bagaimana ini? Secara keluarga kita belum pernah makan daging kambing dan juga nggak tahu cara ngolah-nya.
Saya tanya "Jeremy mau makan daging kambing?" Si bocah menolak dan lebih memilih daging sapi.
Baiklah kita sepakat masak daging sapi saja ya..
Karena berhubungan dengan masak memasak dan berbelanja tentu saja guru dan orang tua dilibatkan.
Tahapan tugas yang harus dilalui :
- Exploring : siswa melakukan penelitian tentang hewan ternak. Pilihan Jeremy binatang kambing (Baca : A Goat Story)
- Planning :
- Anak menyusun resep masakan bersama orang tua yang berbahan dasar hewan ternak (ayam/bebek/ikan/kambing/sapi).
Resep apa ya? Bingung? Untung suka nulis resep di blog jadi tinggal intip dan pilih saja yang cocok untuk dimasak bersama anak..
Pilihan kami jatuh pada masakan praktis yang mudah dibuat:
Tumis Soun Daging
By : Julie
Resep lama yang seringkali kami buat juga sebagai alternatif pilihan menu makanan kami sehari-hari di rumah. (Baca resepnya : Tumis Soun Daging) bahan utamanya paling tidak ada soun, daging sapi iris tipis yang direndam bumbu atau daging giling dan juga jamur kuping atau jamur shitake.
- Berbelanja bahan makanan dengan bahan dasar ayam/bebek/ikan/kambing/sapi di pasar bersama guru kelas masing-masing dengan biaya Rp. 20.000/anak (biaya belanja disediakan dari pihak sekolah)
Semua anak berkumpul di depan pasar dan siap belanja bersama guru, dengan berbekal uang yang diberikan. Entar mereka yang pilih daging dan membayar sendiri.
Jeremy pulang dari pasar dengan membawa sekantung kecil daging sapi yang kemudian kita timbang dan hasilnya 100 gram.
Rencananya mau dimasak untuk makan malam.
3. Doing : Memasak dengan orang tua di rumah dan makan bersama orang tua.
Mari kita masak bersama! Kids antusias termasuk juga Albert si koko yang juga ikutan masak dan sempat terkena percikan minyak. Jeremy yang sempat tangannya kepanasan berteriak-teriak "Panas.. panas.."
Saat mencicip masakan ternyata bukan dicicip tapi sekalian ambil mangkuk dan makan yang mereka bilang "snack time" Ha.. ha.. ha..
No pic = Hoax, jadi harus difoto dan dicetak serta ditempel di lembar kertas tugas. Seperti inilah kolase yang kami buat..
Duh senangnya menu makan malam kami jadi lebih bervariasi..
Menu makan malam kami dengan hidangan istimewa "Tumis Soun Daging" |
4. Communicating : menjelaskan cara memasak dan hasil masakannya depan kelas.
Jeremy diajarin dulu lah di rumah, mudah-mudahan ingat!
5. Reflecting : perasaan anak saat memasak dan testimoni orang tua.
- Perasaan anak saat memasak bersama orang tua :
- Testimoni orang tua :
Lebih senang lagi saat daging yang dia beli diolah dengan dia ikut terlibat didalamnya. Gaya Jeremy sudah seperti "chef ahli" Naik di atas kursi dan diperbolehkan ikut masak. Saat mencicip hasil masakan dia suka sekali dan bilang "enak" kemudian dilanjutkan dengan makan semangkuk lagi.
Akhirnya tugas dari sekolah "Little Adventurer" selesai dan siap dikumpul.
Tepat tanggal 24 Maret 2018, Kami sekeluarga pergi ke sekolah kids, mau ikut acara SLC. Karena jam pelaksanaan sama, jadinya kita bagi tugas. Saya menemani Jeremy lihat penampilan dia. Si papa yang bertugas menemani Albert keliling-keliling SMP.
Kali ini konsep untuk anak TK agak berbeda, kami semua akan melihat presentasi anak-anak secara bersama di dalam ruangan. Mereka akan tampil bergantian, tentu saja ada acara nyanyi dan berdoa bersama.
SLC untuk TK, Jeremy dan teman-temannya diberi kesempatan naik di atas panggung untuk mempresentasikan apa saja yang mereka sudah dapatkan selama bersekolah. Entar orang tua memberi feedback tentang pelaksanaan acara juga perkembangan karakter anak selama bersekolah dan saran bagi pihak sekolah melalui angket yang diberikan.
Akhir acara tentu saja berfoto bersama..
SLC untuk anak SMP, si Papa diajak berkeliling sekolah dan Albert menunjukkan apa saja pelajaran yang selama ini dia dapatkan. Ada juga konsultasi dengan guru tentang apa lagi yang perlu diasah dari si anak.
Hasil reportase Papa..
Kata si Papa konsep SLC sudah bagus, cuma dia nggak nyangka bakal keliling sekolah keluar masuk kelas.. Ha.. ha.. ha..
Penasaran apa itu SLC? Baca di : Kids SLC
Just Sharing
Tepat tanggal 24 Maret 2018, Kami sekeluarga pergi ke sekolah kids, mau ikut acara SLC. Karena jam pelaksanaan sama, jadinya kita bagi tugas. Saya menemani Jeremy lihat penampilan dia. Si papa yang bertugas menemani Albert keliling-keliling SMP.
Kali ini konsep untuk anak TK agak berbeda, kami semua akan melihat presentasi anak-anak secara bersama di dalam ruangan. Mereka akan tampil bergantian, tentu saja ada acara nyanyi dan berdoa bersama.
SLC untuk TK, Jeremy dan teman-temannya diberi kesempatan naik di atas panggung untuk mempresentasikan apa saja yang mereka sudah dapatkan selama bersekolah. Entar orang tua memberi feedback tentang pelaksanaan acara juga perkembangan karakter anak selama bersekolah dan saran bagi pihak sekolah melalui angket yang diberikan.
Akhir acara tentu saja berfoto bersama..
SLC untuk anak SMP, si Papa diajak berkeliling sekolah dan Albert menunjukkan apa saja pelajaran yang selama ini dia dapatkan. Ada juga konsultasi dengan guru tentang apa lagi yang perlu diasah dari si anak.
Hasil reportase Papa..
Albert sedang ditugaskan bikin sudut 45 derajat pakai jangka di hadapan Papanya |
Dijelaskan guru tentang perubahan warna bunga karena menyerap warna air berbeda |
Hasil gambar Albert di semester 2 |
Penasaran apa itu SLC? Baca di : Kids SLC
Just Sharing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar