Senin, 06 November 2017

Kids School Project

Pulang sekolah, Jeremy bawa "surat cinta" untuk tugas orang tua di rumah dan sebuah kalung yang dia persembahkan untuk Mama. Dengan berlari kecil dan tersenyum manis dia bilang, "Ada surat dan hadiah untuk Mama." Apa itu? Ternyata kertas pemberitahuan tentang kegiatan cookery dan juga sebuah kalung yang katanya dia buat sendiri di sekolah bareng teman-teman lain untuk mama masing-masing anak. Duh senangnya!! Memang benar apa kata pepatah, jangan melihat harga dari sebuah pemberian tapi lihatlah siapa yang memberi eh ketulusan dari si pemberi.. Ha.. ha.. ha..

Jeremy bilang lagi kalung itu bisa Mama pakai saat Christmas, pasti Mama jadi cantik. Trus hadiah natalnya Pandagguy (Gundam Model Kits), entar Jeremy bantu cariin trus yang bayar Koko. Mendengar hal itu si Koko langsung berseru, "Apaaa? Nggak kebalik?" Ha.. ha.. ha.. emang tuh si Koko Albert suka gitu orangnya. Oya tentang Pandagguy itu masuk ke salah satu wishlist koleksi saya yang tanpa sengaja terkumpul (Baca : The Beargguy Family)..

Kalung buatan Jeremy
Setelah menerima kalung, sekarang giliran baca surat pemberitahuan. Ternyata dalam rangka kegiatan cookery, anak-anak telah melakukan exploring dan telah menentukan pilihan untuk membuat makanan dari bahan dasar Koko Krunch / corn flakes (khusus kelas Jeremy). Untuk itu anak-anak diminta untuk mengumpulkan resep dan gambar makanannya. Resepnya sendiri bisa diambil dari majalah, koran ataupun internet.

Mau bikin apa ya? Tanpa sadar kita sudah masuk ke tahap planning. Jeremy bilang gampang kok bikinnya. Katanya sih dia juga bisa tanpa bantuan, tinggal taruh Koko Krunch di mangkuk, tuang susu trus.. jadi deh!! Ide yang bagus! Simpel, praktis dan tidak ribet semua bahan sudah tersedia.


Seingat saya sih corn flakes biasanya suka dibikin kue kering, tapi agak malas cari resepnya. Tiba-tiba si Papa David usul "Bagaimana kalau bikin brownies saja? Topping-nya bisa diganti sama Koko Krunch atau corn flakes?" Entar rencananya si Papa mau bawa ke tempat kerja untuk dibagi-bagi secukupnya.

Oke setuju! Pakai resep andalan kita saja tapi toppingnya kita ganti. Tidak hanya resepnya yang kita kasih tapi juga sekalian masuk tahap doing. 
C'mon kids mari kita bikin kue! Pertama-tama cuci tangan dulu!


Sementara Mama menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan kemudian difoto dulu..


Eh ternyata di dus belakang corn flakes ada resepnya. Kok nggak digunting saja tadi ya? Ah sudahlah nggak apa-apa kita tetap lanjut saja dengan Brownies Coklat topping corn flakes dan Koko Krunch..


Kita mulai tahap mixer telur dan gula, Jeremy sangat antusias. Kita berdua sudah kayak masterchef dadakan. Si Papa sibuk merekam aksi kita yang akan dimasukkan dalam DJ3 Family Activity sementara si Koko Albert yang jadi tukang fotonya.


Tahap demi tahap kita lalui mulai dari mencampur tepung, coklat bubuk dan menuang cooking coklat dan mentaga leleh hingga berakhirlah sampai masuk loyang.


Semua berjalan lancar, tapii? Terdengar suara Albert yang juga mau menuang di loyang katanya "Albert boleh coba juga nggak? Gantian dong?" Ya sudahlah "silahkan!"..


Si Albert nyuruh adiknya duduk katanya istirahat saja dulu entar Koko yang selesaikan, loh? Kok begitu? Berdua dong! Si Papa langsung protes..


Mereka berdua bekerjasama meratakan adonan di loyang dan pakaikan topping bersama..



Setelah selesai si Papa mengambil alih pekerjaan dengan merapikan topping yang berantakan serta memanggang si brownies..


Finally selesai juga tinggal tunggu dingin dan di potong-potong kemudian dimasukin kotak dan siap masuk ke tahap testing (kalau tahap ini bisa-bisanya saya saja). Albert bilang sih harusnya tahap communicating terus reflection. Nggak apa-apalah darling! Supaya cepat saja..



Semuanya beres tinggal ditesting saja, tidak hanya bagi resep tetapi juga hasilnya ke sekolah.. Ha.. ha.. ha..
Penasaran? baca resepnya di Brownies Coklat With Choco Crunch / Corn Flakes..

Jeremy dan Brownies
Bagaimana dengan project si sulung Albert yang sudah kelas 7? Dia juga ada kegiatan cookery loh. Ditugaskan bikin makanan nusantara, ceritanya satu team bertiga anak laki semua. Pilihan makanan mereka adalah Martabak Manis dan Ketoprak..

Sebelumnya Albert minta ijin untuk masak bareng temannya di rumah. Hmm boleh nggak ya? Entar kalau kotor gimana? Si Albert meyakinkan saya nggak bakalan kotor entar mereka akan membersihkan dapur saya sampai bersih seperti semula.

Albert menambahkan lagi tentang bahan-bahan yang di perlukan entar mereka bagi tugas teman-temannya juga bawa kok, jadi mama nggak usah khawatir. Si Papa agak keberatan tapi dia bilang coba aja lihat nanti! Benar nggak? Saya mulai ragu.. ha.. ha.. ha.. Bagaimana kenyataannya?

Tibalah hari sesuai kesepakatan mereka yaitu hari minggu. Temannya datang tapi hanya satu yang bawa sebatang keju dan meises, katanya teman yang satu lagi lupa bawa barang sesuai tugas dia.

Oh begitu? Ya sudahlah pakai saja bahan yang ada di rumah kami. Saya pikir nggak apalah Albert juga bisa belajar bikin martabak entar kalau pengen makan martabak suruh dia saja yang bikin..Ha.. ha.. ha..

Awalnya Albert minta tolong papa setting-in video sekalian foto-foto aksi mereka, tapi? Ternyata teman-temannya malu katanya mau foto-foto sendiri saja tapi jangan kelihatan muka. Aneh ya? Biasa anak remaja memang suka gitu..

Minta diajarin bikin martabak? Lihat saja YouTube, gampangkan? mereka nonton bertiga. Setelah selesai nonton mereka langsung beraksi. Awalnya siapkan bahan dulu..


Setelah itu ada yang bacakan resep, ada yang mengolah bahan. Kompak ya mereka? Sambil nunggu adonan mengembang, mereka bermain bersama, Jeremy juga ikutan main bersama mereka..


Semua berjalan lancar? Langsung berhasil? Tentu saja tidak.. sempat tercium bau gosong memenuhi rumah kemudian terdengar suara Jeremy dan anak-anak itu heboh.. Ya ampun itu martabak sudah jadi hitam..ulang lagi.. gagal lagi.. akhirnya adonan pertama habis.. gagal sampai 3 kali.. ha.. ha.. ha..

Akhirnya mereka ngulang bikin adonan baru untuk kedua kali, tapi? Telurnya habis. Tanggung jawab dong? Mereka naik sepeda pergi beli telur. Mulai lagi proses dari awal. Satu adonan bisa untuk tiga martabak sebenarnya. Pembuatan martabak pertama lengket di teflon.

Albert lari nemuin saya minta tolong katanya "Ma, bantuin kita, ini sudah sore gagal lagi mau sampai jam berapa selesainya?" Mukanya heboh.. ha.. ha.. ha..

Sebenarnya saya sih nggak terlalu ahli tapi paling tidak.. bisalah.. Akhirnya jadilah dua buah martabak, satunya untuk dibawa ke sekolah dan satunya lagi mereka makan bareng-bareng untuk menikmati hasil karya mereka.

Ini anak-anak lumayan tanggung jawab loh. Mereka membersihkan dapur trus cuci piring, dilap kering dan taruh di tempat semula, lantai juga dipel bersih. Begitu dong!

Hasilnya yang mereka bawa ke sekolah.



Walaupun bentuknya tidak menarik tapi kita harus mengapresiasi usaha yang sudah mereka lakukan, Datang ke rumah jam 1 siang selesai jam 5 sore.. Hmm benar-benar deh..

Ngomong-ngomong soal bikin kue memang asyik dan menarik, kadang bikin deg-degan tapi kalau berhasil senang banget, kalau gagal malah penasaran, kok bisa ya?



Just Sharing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar