Minggu, 10 September 2017

Hari Terakhir Di Jayapura

Setelah kemarin melalui perjalanan panjang Mencari Danau Cinta dan juga Jeremy sempat demam, hari ini kondisi Jeremy sudah membaik. Jadinya kita memulai pagi ini dengan mendaki bukit di belakang rumah bersama Kung-kung. Kota Jayapura ini memang unik; selain ada pantai, di Hamadi juga dikelilingi gunung.

Jeremy bilang dia pengen main di pantai dan juga ke mall. Oma Sandra bilang entar sekalian kita lihat Pemancar supaya Jeremy bisa melihat keindahan kota Jayapura dari atas bukit yang benar-benar tinggi trus kita makan di Resto Rumah Laut sambil memandang lautan bebas. Jeremy memang untuk pertama kalinya diajak ke Jayapura. Yang lain sudah pernah.

Pantai yang saya pilihkan untuk Jeremy kali ini adalah Pantai Base G yang lokasinya masih dalam wilayah kota Jayapura. Selain itu pantai ini juga merupakan saksi sejarah Perang Dunia ke-II tahun1944, di mana pada waktu itu pasukan sekutu mendirikan basis militer di sekitar kawasan pantai ini dengan nama Base G Camp dan oleh masyarakat sekitar dinamakan Pantai Base G.

Pantai Base G ini juga salah satu pantai favorit saya waktu kecil. Wow ingin sekali saya menuliskan nama di pasir pantai itu dan berteriak dengan suara yang kencang, yang akan hilang tertelan angin, mengusir segala sedih dan kemarahan, berharap hilang ditelan ombak.. Ho.. ho.. ho.. memang pantai itu bisa membuat orang menjadi puitis..


Hari ini adalah hari terakhir kami jalan-jalan di Kota Jayapura, Jeremy juga terlihat lebih ceria. Tiba-tiba mati lampu! Ho.. ho.. ho.. memang saat yang tepat untuk kabur dari rumah.. Ha.. ha.. ha.. Ayo siap-siap! Sambil nunggu Kung-kung kita pun gantian mandi.

Tiba-tiba terdengar suara menyapa.. O..Ooo siapa dia? Ternyata Dewi dan anaknya datang. Oma dan saya tentu saja kaget trus berpandangan dan menjawab singkat Hey!

Tetap pada rencana semula tapi bertambah peserta yang katanya suaminya sengaja cuti untuk jalan-jalan bersama kami.. refleks saya langsung pegang dahi Jeremy, oops untungnya aman terkendali tidak panas.. ha.. ha.. ha..

Mari kita ke Bukit Pemancar yang merupakan salah satu bukit teringgi di Kota Jayapura yang berlokasi di Polimak. Disebut 'Pemancar' karena berdiri beberapa stasiun pemancar milik televisi swasta. Perjalanan ke sana kita akan menyusuri jalan yang menanjak cukup tajam dan akhirnya akan mentok di suatu sudut jalan yang mempunyai halaman parkir..


Nah dari bukit ini kita bisa melihat pemandangan Kota Jayapura yang cantik secara menyeluruh. Terlihat deretan bukit dari pegunungan Cyclops mengelilingi kota, juga terlihat rumah-rumah penduduk di punggung bukit.. Oh indahnya! Jangan lupa ya singgah sejenak kesini untuk mengabadikan keindahan Kota Jayapura dalam foto sekalian sama orangnya juga difoto. No pic = Hoax.. Ha.. ha.. ha..



Sekarang aman kok untuk mengambil foto dari ketinggian bukit karena sudah ada pagarnya. Albert senang sekali foto-fotoin semua pemandangan. Jeremy lagi berteduh dibawah pohon dengan muka tidak sabaran.. Ha.. ha.. ha..


Sebelum melanjutkan perjalanan kita foto bersama yuuuk!


Karena sudah saatnya makan siang kami pun langsung ke Resto Rumah Laut, salah satu seafood resto yang cukup terkenal di Jayapura. Banyak sekali resto-resto seafood sejenis yang mengutamakan view keindahan alam Kota Jayapura, jenis masakannya pun kurang lebih sama.


Mari kita pesan makanan! Nah di sini ada sedikit keunikan ternyata disediakan menu untuk para bos atau mungkin saja ikan bos-bos itu ikan raksasa ya?


Waduh! Apa bedanya ikan untuk bos dan nyonya bos? Bos itu apa sih? Tuan? Atasan? Majikan? atau yang ceritanya orang yang berbaik hati mau traktir kita? Tergantung penafsiran kita saja ya.. ha.. ha.. ha..

Yang pasti namanya juga orang dagang, suka-suka dong kasih nama yang menarik perhatian pelanggan supaya jadi penasaran dan kemudian ingin mencobanya.

Awalnya saya juga penasaran? Pas dengar cerita bahwa itu ikan bakar biasa tapi di atasnya ditaburi buah-buah kaleng, saya langsung mengurungkan niat, lain kali saja cobanya deh? Mari pesan makanan yang lain.

Jangan lupa sebelum makan cuci tangan dulu! Tempat cuci tangan-nya unik kayak perahu..


Pemandangan juga lumayan keren.. Foto panoramic ala Albert..


Di resto itu juga disediakan aksesoris ala Papua seperti topi adat yang bisa dipinjam untuk berfoto dan juga hiasan-hiasan dinding yang menunjukkan ciri khas Papua..

Suasana Resto

Berfoto sebelum makan

Foto Bersama

Hiasan dinding khas Papua
Tumben hari ini Jeremy terlihat tidak bersemangat dan "agak" pendiam. Waktu saya tanyain kenapa? Dia bilang pengen cepat-cepat ke pantai main pasir dan berenang, katanya sudah janji.. Ha.. ha.. ha..



Mari kita ke Pantai Base G! Lewat Angkasa saja supaya kita bisa melihat keindahan alam Kota Jayapura dari tempat tinggi dan ber-udara sejuk entar singgah sejenak melihat pemandangan yang bagus yang memang bisa kita nikmati dan abadikan dalam foto sebagai kenangan.

Salah satu spot foto menarik katanya dari view Pasifik Garden yang dikenal juga dengan nama Cafe Payung. Disebut demikian karena di atasnya digantung payung-payung, simple kan? Dari sini kita bisa melihat pemandangan Samudra Pasifik.




Jaman kekinian tampaknya tempat nongkrong pun harus mempunyai view yang keren, kan ceritanya sekalian mau foto-foto. Soal makanan standart saja tinggal pesan kelapa muda dan sukun goreng kemudian ngobrol lah sepuas hati.

Karena sudah makan tadi, kita sih cuma numpang foto sebentar. Boleh dong! Soalnya mau buru-buru juga ke pantai.


Jarak dari Cafe Payung ke Pantai Base G tidak terlalu jauh, sampai di pantai sudah sekitar jam 4 sore. Tanpa membuang waktu kids langsung ganti baju dan lari-lari menuju ke laut untuk bermain air, mereka tampak gembira sekali.




Sebenarnya Pantai Base G memiliki ombak yang besar dibandingkan pantai lain di Jayapura karena langsung berhadapan dengan Samudera Pasifik, tapi tidak perlu khawatir karena pihak pengelola sudah memasang pemecah karang sekitar satu kilometer dari pantai untuk mengurangi besarnya ombak. Air lautnya juga berwarna jernih kebiruan...

Sebenarnya di pantai ini juga disediakan honai-honai milik penduduk dengan tarif Rp 300 ribu (ditawarin soalnya) lumayan juga ya harganya? Tapi kami lebih memilih untuk duduk dan menikmati pantai di sebatang pohon besar dengan hembusan angin sepoi-sepoi (lagian juga sudah sore dan tidak panas)


Tempatnya asyik dan romantis..


Jadi serasa ingin terbang.. C'mon girls kita lompat setinggi-tingginya tapi yang kompak ya!


Tidak berasa sudah dua jam kita di pantai, matahari juga sudah terbenam. Anak-anak harus saya paksa keluar dari laut nih, apalagi si cantik Caeli (anaknya Dewi) khawatir katanya kalau nggak jadi ke mall..

Ayo lanjut kita nge-mal! Ganti baju dan mandi ala kadarnya dulu. Setelah beres naik ke mobil tiba-tiba datang ibu-ibu yang minta ongkos parkir limapuluh ribu rupiah per mobil, Oalah ternyata tiket masuk tadi belum termasuk ongkos parkir dan rumah honai.. ha.. ha.. ha..

Keluar dari Pantai Base G sekitar jam setengah tujuh malam.. ajaibnya dalam perjalanan kami mendengar suara musik dan banyak mobil di tepi pantai, lagi acara joget-joget. Ah sudahlah mari kita lanjut!

Mobil kami langsung melaju menuju Mal Jayapura, untuk dinner dan jalan-jalan sejenak..


 Pilihan makan malam kami tetap ikutin Kung-kung.. tak lain dan tak bukan adalah Solaria..


Waduh itu mal sudah mau tutup. Ayo pulang! Walaupun sudah malam ada mobil yang tetap ramah menyapa.. "Pagi Kaka"


Tidak terasa esok hari kami akan balik. Tentu ada suatu cerita yang pernah singgah di hati. Biarlah cerita itu menjadi suatu kenangan indah dan tertulis manis dalam catatan "Julie Bercerita" Everything What I Want To Share.. bye.. bye..


Happy Travelling

Tidak ada komentar:

Posting Komentar