Rabu, 06 September 2017

Mencari Danau Cinta...

Yuhuu hari ini kami mau mencari simbol cinta di danau daerah Sentani dan juga berpelukan di Bukit Teletubbies yang keduanya mempunyai pesona alam yang indah dengan hamparan perbukitan hijau yang memanjakan mata..


Tapiii???

Jadi ceritanya bermula dari keinginan kami untuk melihat keindahan alam Papua yang sangat sayang untuk dilewatkan. Kids juga suka melihat toko mainan terutama yang ada lego dan gundam eits menikmati keindahan alam seperti gunung dan pantai.. ha.. ha.. ha.. lain topik.

Jadi kita berdiskusi siapa yang tahu jalan ke sana. Oma usul ajak saja Dewi supaya kita bisa lihat Danau Cinta dan Bukit Teletubbies tanpa kesasar. Oke baiklah saya pun segera menghubungi Dewi yang ceritanya sudah kangen sama saya dan keponakan tercintanya.. ha.. ha.. ha.. Mereka datang sekeluarga. Kami janjian keesokan harinya..

Nah disini-lah letak Tapiii??? Sudah siap-siap.. Mana Jeremy? Ternyata dia kembali tidur, pas dipegang dahinya.. Olala ternyata dia demam.. Kok bisa tiba-tiba begitu ya? Segera saja kita bangunkan dan diberi minum obat penurun panas dan membiarkan dia tidur sebentar lagi, tentu saja tetap dipantau.

Jadi bingung tetap melanjutkan rencana semula atau di cancel? Soalnya David dan lainnya nggak mau jalan kalau formasi nggak lengkap (tanpa saya dan Jeremy). Sementara Dewi dan anak-anaknya sudah semangat.. ha.. ha.. ha..

Akhirnya kita putuskan tetap jalan, soalnya nggak enak juga kan sudah janjian begitu. Apalagi waktu Dewi ke Jakarta kita janjian mau ketemuan sore hari eh siapa sangka pagi harinya si papa David pakai jatuh sampai kakinya retak yang menyebabkan harus bed rest. Ya sudah darling kita ketemuan di Jayapura saja ya! Kan nggak enak juga kalau janji tinggal janji.. jalan-jalan bersama hanya mimpi.. ha..ha..ha..

Akhirnya dengan perasaan was-was dan juga sudah siang banget kita pun mulai jalan. Wuih udara panas kota Jayapura serasa membara, sepertinya saya mulai tidak terbiasa lagi.

Mari kita plesiran! Tetap ke tujuan semula yaitu ke Danau Love, seperti apa sih keindahannya? Apa sih menariknya itu danau? Yang pasti kalau ke Danau Love atau Telaga Cinta harus bareng dengan orang yang tahu jalan, dalam hal ini ya ada Dewi dan suaminya. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 2 jam dengan perjalanan yang tidak mudah karena jalannya rusak, jadi ban mobil masuk ke lubang dan susah keluar. Ayo kita dorong! satu.. dua.. tiga.. injak gas! Tidak berhasil? Ulang lagi!


Perjalanan panjang yang tidak tahu sampai kapan bisa sampai kita hanya bisa menebak-nebak.. Ha.. ha.. ha.. Jeremy yang bertanya ulang-ulang "Kapan sampai?" dan Oma Sandra yang menjawab "Kenapa ya tidak sampai-sampai.. jauh sekali?"


Eh ada babi lewat, hati-hati! Jangan tabrak! Ingat ganti uang susu! Apalagi kalau nabrak babi betina dendanya bisa lebih besar lagi karena dihitung dari jumlah putingnya, kan ceritanya babi betina sangat penting dalam perkembangbiakan babi. Anak-anak babi akan menyusu di puting induknya dan jika babi betina itu mati, otomatis dia tidak dapat melahirkan lagi, jadi si empunya babi tentunya minta ganti rugi yang tidak sedikit. Jadi kalau nggak mau repot jangan berurusan dengan babi ya..

Nah untuk mencapai Danau Love ini tidak ada penunjuk jalan, jadi hati-hati jangan sampai tersesat ya! Hmm hal yang menyenangkan sepanjang perjalanan mata kita disuguhi panorama Sentani dengan bukit-bukitnya dan juga pemandangan alam hijau ala wallpaper..




Asyiik! Akhirnya sampai juga di Danau Cinta yang nama aslinya adalah Danau Emfotte. Sepertinya sih bukan tanpa alasan disebut demikian karena memang jika danau itu dilihat dari atas berbentuk seperti hati.


Danau Cinta ini belum dikelola oleh Pemda setempat, hanya oleh masyarakat sekitar yang mematok harga dikarenakan danau tersebut masih berada di sekitar tanah adat tempat mereka tinggal. Kami waktu itu bayar lima puluh ribu rupiah per mobil.

Danau Cinta ini dikenal dari mulut ke mulut oleh traveller ataupun pencinta fotografi untuk mengabadikan keindahan dan keunikan dari Danau Emfotte ini. Bagaimana dengan anda? Tertarik untuk mengunjunginya? Kalau saya sih yang penting sudah pernah berkunjung dan menjadikannya pengalaman..

Foto bersama yuuuk! Torang samua basudara..


Perjalanan panjang mencari Danau Cinta.. krucuk-krucuk perut terasa lapar, mari kita makan! Benar-benar akan menjadi makan siang yang sangat-sangat terlambat akibat kurang komunikasi.

Mari kita makan di Christo Resto saja yuuuk! Tapi Dewi ternyata punya tujuan lain, dia bilang ada satu tempat yang bagus unuk berfoto dan dia belum pernah kesana, katanya sih lihat foto temannya terlihat keren. Bagi kami yang penting isi perut dulu apalagi Jeremy juga lagi nggak enak badan..

Karena nggak terlalu tahu jalan akhirnya kita ikutin saja mobil mereka yang memimpin di depan dan singgah di suatu tempat.. eng ing eng ada keramaian yang rupanya antri foto. Malas nunggu saya lihat ada tempat makan yang katanya dulu sempat terkenal tapi kok sekarang sepi ya? Berpikir positif saja deh ini kan bukan lagi jam makan siang. Lihat kids dan lainnya sudah kelaparan kami memutuskan untuk makan di situ saja.


Yang terjadi Jeremy kembali badannya hangat dan tidak nafsu makan, membuat papa dan mamanya fokus ngurus dia, kung-kung dan oma membanding-bandingkan rasa makanan dan bilang nggak terlalu nafsu makan mungkin mereka lelah. Pas saya mau makan lihat makanan yang tersisa sudah tidak menarik selera lagi yang akhirnya saya makan sedikit sekedar mengisi perut.

Yang membuat kami kagum Dewi and family tetap semangat, makan dengan lahap dan tetap ceria dan terus bercerita..

Oya ini termasuk resto lama tunggu, jadi bisa mempergunakan waktu untuk foto-foto! Lumayan juga pemandangannya..



Hello! antrian foto sudah nggak ada jadi tempatnya sudah sepi kembali, biasanya sih orang datang ke sana untuk foto sambil main ayunan atau ceritanya mandangin danau dan menikmati sunset. Jepret.. jepret.. kemudian dipamerkan di media sosial. Walaupun fasilitas yang disediakan seadanya yang penting intagrammable.. Ha.. ha.. ha..


Sayang juga kalau nggak foto-foto sambil main ayunan. Ikutan kekinian! Gantian ya? Semua dapat giliran.. ha.. ha.. ha..


Giliran Albert yang difoto..


Rupanya banyak simbol cinta di Sentani. Jeremy minta difoto-in..


Untuk pasangan yang "sudah" berumur pun tidak perlu berkecil hati. Tetap keren kok dengan pemandangan alam ala rumah-rumah honai..



Lanjut! Mau kemana? Tetap ke Christo Resto yang katanya restonya juga punya view yang keren.


Mari kita ngemil! Pesan makanan dan menunggu sambil berfoto-foto ria..



Bagi yang suka selfie dan sangat sadar kamera pasti sayang melewatkan momen foto di tempat ini..



Tentu saja saya menjadi mama siaga, biarlah yang lain berfoto-foto ria.. Ha.. ha.. ha..


Dewi ngajakin lanjut ke Bukit Teletubbies, tapi... Olala tidak-kah terlihat Jeremy yang sudah mulai rewel, sebenarnya saya sendiri heran kenapa ini anak tiba-tiba demam dan rewel padahal biasanya dia sangat excited kalau jalan-jalan dan melihat tempat baru? Kalau begitu mari kita pulang..

Saya bilang ke Dewi, kita pulang saja yuuk! Anggap saja kita sudah berpelukan di bukit "Teletubbies" dari atas bukit sambil memandang Danau penuh Cinta..


Dewi ngajakin lagi jalan-jalan ke perbatasan RI - PNG keesokan harinya, saya dan David agak malas juga, soalnya selain jauh kita juga sudah pernah kesana walaupun katanya sekarang lebih bagus. Rencananya besok kita mau istirahat dan sepakat sama Kung-kung dan Oma jalan-jalan sendiri ke tempat yang memang cocok untuk kids. Bukankah itu yang namanya liburan keluarga? Kids langsung senang dan Jeremy pun sembuh total..Ha.. ha.. ha..

Eng ing eng tiba-tiba muncul-lah Dewi n family keesokan harinya. Mungkin dia masih kangen? ha.. ha.. ha.. Mau tahu kami ke mana saja? Dan juga apakah Jeremy mulai demam lagi? Baca di postingan selanjutnya ya.. see you..

Happy Travelling

Tidak ada komentar:

Posting Komentar