Selasa, 10 Desember 2019

LES ANAK JAMAN NOW - PART 2

Hai.. hai.. mari kita lanjut lagi cerita yang lalu.. Tapi baca dulu LES ANAK JAMAN NOW - PART 1

Padahal lumayan juga bisa menyabet juara 3 kategori "Junior Maze Solving Robot Competition" setelah bertarung dari tanggal 4-7 Juni 2015 di Mall of Indonesia-Jakarta.


Awalnya dia pengen tekunin bidang Robotic bahkan sempat dapat free biaya kursus setahun di Sekolah Robot Indonesia (SARI).


Tapi? sayangnya baru dia jalanin sebentar kita sudah pindah ke kota Tangerang.. Hiks

Akhirnya lanjutin kelas Robotic lagi di kota yang baru dengan tempat kursus yang berbeda rekanan dari sekolah baru. Tapi ya begitulah nggak seindah harapan.

Albert bilang metode pengajarannya banyakan teori, terus mereka nggak dikasih pegang robot untuk diotak-atik. Kadang-kadang aja dikasih. Yang lebih parah, kakak yang ngajar nggak disiplin janji jam berapa datang jam berapa dia baru datang alasannya macet, jadi kadang Albert nungguin bisa 2 jam. Ekskul diluar jam sekolah.

Albert merasa nggak ada ilmu yang bisa dia dapat dan juga mulai bosan dan nggak tertarik lagi.. Ya apa boleh buat.. Putus!

Sibocah bilang dia mau belajar lagi kalau di SARI.. Ah lupakan-lah siapa yang mau ngantar kamu kesana..

Ya begitulah suka duka les anak jaman now, banyak yang buka tempat kursus tapi tidak banyak yang recommended. Anak-anak sekarang mulai pintar mereka tahu apa yang mereka inginkan..

Ada lagi tempat les yang saya yang pilihkan untuk menunjang pelajaran dia disekolah yaitu KUMON waktu Albert kelas 2 SD. Eh Albert-nya nggak suka hanya bertahan 3 bulan ngadat nggak mau lanjut lagi, pakai demo berseri setiap mau les.. Bibir dimancungin jalan ogah-ogahan terus pake bilang "Mama raja tega"

Saya bilang ke gurunya ditempat les, Habis periode ini kita mau pikir-pikir dulu ya.. ikut lanjut atau tidak soalnya si anak mulai malas les, akibatnya tugas dia numpuk. Nggak masuk tetap ambil tugas..

Sorenya saya langsung ditelpon sama ownernya (yang punya franchise) yang cerita betapa pentingnya Kumon untuk melatih disiplin anak sejak dini.. bla.. bla.. bla.. agak berat di awal kalau punya anak tidak ada kesadaran belajar.

Dia lihat Albert nggak punya kesadaran belajar dan kurang semangat, makanya harus dibentuk pola belajarnya. Si owner nambahin lagi "jangan sampai menyesal, anak harus dididik sejak kecil supaya disiplin dan ada kesadaran belajar, salah satunya ya lewat KUMON.

Saat saya menerima telpon kebetulan ada Albert.. Saya liatin muka dia langsung "mendadak iba" dan mengambil keputusan.. "Tidak melanjutkan les lagi" toh tujuan awal les supaya memudahkan Albert belajar math disekolah tapi malah menjadi beban untuk dia.

Maklum-lah Albert anak pertama jadi berusaha memberikan yang terbaik saja untuk dia.

Tapi untungnya tanpa tambahan les yang "menguras otak" Albert lumayan bisa ngikutin pelajaran.

Terbukti saat kelas 5 SD tahun 2015, saat pulang sekolah tiba-tiba terdengar suara "Ma, Albert ikut OSN bidang IPA" Ha? serius? apa itu OSN? emak2 mana ngerti, apalagi tau anaknya belajar sesuai kebutuhan saja kalau pas ada PR atau mau ulangan, bukan tipe kutu buku.

Jadi OSN itu Olimpiade Sains Nasional (OSN) ajang kompetisi dalam bidang sains.. bla..bla..bla.. (google sendiri aja ya)

Persiapannya Albert harus belajar dengan serius, dibimbing juga dari sekolah. Pulang sekolah lebih sore dapat pelajaran tambahan. Mama dan Papa mendadak jadi motivator andal yang "No Action Talk Only (NATO)" Ha.. ha.. ha..

Akhirnya perjuangan Albert hanya sampai tingkat Kecamatan. Normalnya sih kalau lolos seleksi tingkat Kecamatan lanjut lagi tingkat Kabupaten untuk memilih 6 anak terbaik dari berbagai sekolah baik negeri maupun swasta untuk bertanding di tingkat Propinsi. Semua proses sampai nganter anak kompetisi ditemenin guru pembimbing.

Tapi? si anak malah senang katanya "Akhirnya.. selesai juga" game.. mana game..

Sekarang dia sudah pensiun katanya ternyata bakat dia bukan bidang akademik tapi art.. Haiya.. Si anak menambahkan "Yang penting sudah mencoba prosesnya" dan dia salut sama yang berhasil menang apalagi yang diajak kompetisi sampai ke luar negeri.

Waktu Albert kecil, Les anak jaman now-nya yang dia suka saja.

Seperti kelas Clay art jadi hasilnya bisa kita simpan, tentu saja yang bagus-bagus.


Dirumah juga dia suka berkreasi bikin ini, itu.. bentuk ayam, donat sampai membuat "Mini Jeremy" adiknya yang saat itu masih bayi..


Coba lagi yang lain kali ini ikut kelas Comic Rider yang mengajarkan anak menggambar komik dan mewarnai di tingkat SD.

Tak disangka dan tak diduga terdengar suara Albert waktu kecil yang minta uang untuk daftar lomba katanya entar dia ganti kalau menang. katanya "Lumayan kalau menang balik modal terus masih ada tambahan uang lagi." Haiya..

Terus lombanya dimana? Siapa yang nganter kamu? si anak (waktu itu kelas 3SD) menjawab daftar lewat sekolah entar ikut mobil sekolah ada guru yang temenin..

Hasilnya dia pulang kayak orang kalah perang, ngomong "Kalah ma, nggak jadi ganti uang pendaftaran ya?"

Saya menjawab "Apaa?" *pura-pura murka terus ngomong "Ya sudah! Lain kali usaha lagi ya!" balik badan senyum-senyum, toh nggak ada niat suruh bayar balik uang pendaftaraan, dia niat ikut lomba sendiri kita juga sudah bersyukur.

Dalam berkompetisi pasti ada yang menang dan kalah, Kalau menang tentu senang dan bangga. Tapi hal yang paling sulit ya mempertahankan dan konsisten dengan kemenangan itu.

Saya bilang selama Albert masih kecil boleh-lah mencoba setiap hal yang kamu suka. Terus untuk menguji kemampuan dengan ikut berkompetisi.

Mau ditunjuk dari sekolah atau kamu daftar sendiri terserah.. Hal itu hanya untuk menilai hasil yang sudah kamu pelajari, jangan jadi beban.. Albert"s Past Achievement

Biasanya les macam clay art atau comic rider kita dapat dari ekskul rekanan sekolah, kalau anak-anak mau tekunin atau memang suka kita tawarkan untuk les di luar sekolah supaya bisa lebih intensif.

Bagaimana dengan anak yang satu lagi? tentu setiap anak berbeda biarpun mereka bersaudara. kalau Jeremy mood-nya cepat berubah semudah membalik-kan telapak tangan..

Guru di sekolah-nya aja pernah bilang "Masih ada PR untuk lebih mengenal Jeremy" Ya iya-lah kan Tuhan menciptakan setiap anak unik..

Kalau guru les-nya bilang "Sekarang mulai terlihat hasilnya.. "

Sampai disini dulu ya.. Entar lanjut lagi Part 3.. See You..

Just Sharing

Senin, 09 Desember 2019

LES ANAK JAMAN NOW - PART 1

Dalam rangka merayakan hari kemerdekaan 17 Agustus 2019 ESDA ngadain lomba 3D secara live di mall Pluit Village. Jadi yang merasa sebagai praktisi 3D boleh dong ikutan berkompetisi menunjukkan bakatnya.


Sang praktisi 3D ternyata bisa ngebuktiin juga kalau dia berprestasi dengan karya..


Ceile sejak kapan Albert jadi praktisi 3D yak? Coba diingat-ingat dulu.. Ya.. ya.. ya waktu kita jalan-jalan bulan Desember pas di hari Natal 2017, lihat ada pameran robotic dengan kursus 3D Animasi dari Savier, langsung kita samperin tanya-tanya..

Si Papa langsung melihat peluang masa depan untuk Albert di kursus 3D. Soalnya dia lihat itu anak ada bakat-lah.

Albert ditanyain, si bocah langsung tertarik. Pokoknya segala yang berjenis robotic, animasi, modelling, ngerakit gundam semacam begitulah dia suka. Coba suruh dia ikut futsal, badminton, lari, pencak silat dan sejenisnya pasti dia jawab BIG NO..

Baiklah mari kita daftar.. biasanya kalau pameran itu suka ada promonya. Untuk menunjukkan keseriusan kita langsung bayar 4 level. Dan menjadi hadiah Natal untuk Albert.

Albert mulai periode kursus di Savier bulan Januari 2018 sampai setahun ke depan.. sistemnya boleh datang kapan saja dan berapa jam belajarnya suka-suka selama jam operasional.

Berhubung tempatnya lumayan jauh dan Albert juga sekolah, jadilah kita pilih setiap hari Sabtu.

Albert ikut kursus dengan sukacita pada awalnya, jauh dan macet ditempuh dengan semangat..




Tapi? Yang nganter dia nggak kuat, siapa lagi kalau bukan Papa, Mama dan Jeremy.. pinggang encok, bosan saat macet, tungguin dia les sambil nge-mall yang berakibat besar pasak daripada tiang.. Haiya.. Nggak asyik banget-kan?

Pakai driver kenalan yang cuma tahan sebulan, dia dapat kerja yang masuk juga hari Sabtu.

Albert disuruh pakai Grab, dia cuma mau perginya tapi pulangnya harus kita jemput. Akhirnya dengan tabah kita jalani.. Hiks..

Akhirnya selesai juga kursusnya di bulan januari 2019, kita kasih tahu pihak Savier nggak lanjut dulu, tunggu anaknya mandiri bisa pulang pergi sendiri.. ya paling tidak pas SMA-lah..

Mereka sih menyayangkan soalnya terlihat Albert punya bakat dan juga tertarik dengan 3D. Tapi mau bagaimana lagi? Sudah nggak kuat Ferguso..

Hanya beberapa bulan Albert tidak les, tiba-tiba terlihat tulisan Enspire School of Digital Art (ESDA) di salah satu ruko yang sering kita lewati kalau mau ke gereja. Si Papa bilang itu kayaknya tempat kursus 3D.

Pulang gereja kita singgah ngintip-ngintip dari luar tapi kok tutup ya? Ada tuh 2 kali.. Kita pikir kurang peminat kali yak makanya tutup.. Ha.. ha.. ha..

Nggak sadar.. mana ada tempat kursus yang buka hari Minggu??

Sampai si Papa baca WhatsApp group yang share tentang Grand Opening ESDA CIKUPA dan juga ada seminar, free trial, snack, potongan harga, dan lain-lain.

Ya ampun ternyata kita kenal juga sama yang buka tempat kursus.. ternyata masih mantan tetangga di daerah CitraRaya. Memang jodoh nggak lari kemana. Ngobrol sama istrinya katanya dia ambil franchise-nya soalnya anaknya juga mau kursus.

Kita ikut seminarnya tanggal 3 Agustus 2019, yang bawain seminar Andre Surya founder dari ESDA, seorang Animator 3D International dan sudah berpengalaman ceritanya.

Dengerin seminar tentang pengalaman dia, tentang 3D di masa depan dan bla.. bla.. sambil ngemil lemper terus bisik-bisikan sama Albert.. Gimana?.. Gimana?..

Sesi tanya jawab diganti dengan diskusi. Terakhir kita tertarik untuk ikut tapi kalau bisa jangan dari awal lagi. Nah pak Andre ini mau lihat portofolio Albert untuk dinilai dan juga sertifikatnya. langsung dikirim ke ESDA Pusat.

Puji Tuhan! Albert bisa ikut di level selanjutnya.. Thanks God..

Tidak menunggu lama.. Awal Agustus 2019 Albert mulai les. Eh dikasih tau sama kakak di ESDA ada lomba 3D. "Albert minat ikut nggak? Kalau mau lihat Instagramnya langsung daftar sendiri di panitianya"

Awalnya Albert ragu soalnya sudah 6 bulan vakum terus dia juga masih level 4. Kita dorong dia kasih semangat.. Cia yo! Nggak geming tapi pas lihat hadiahnya.. matanya langsung berbinar-binar.. Albert ikut!

Prosesnya dia jalanin sendiri mulai dari whatsapp panitia dan juga pinjam laptop dari panitia. Albert masuk kategori murid ESDA jadi nggak bayar uang pendaftaran.

Albert daftar di hari terakhir lomba, kesempatan belajar seminggu lagi dia pakai sebaik-baiknya di tempat les dibantu kakak pembimbing..

Kategori lomba ada 2 yaitu animasi dan modelling juga dibedakan dari tingkat usia. Albert ikut 3D Modelling kategori anak. yang hadiahnya :
Juara 1 : Paket tour untuk 2 orang (Pilih Bali, Singapura atau Thailand)
Juara 2 : Uang tunai 7.500.000
Juara 3 : Printer 3D (sponsor)

Ternyata Albert berharap dapat juara 3, langsung adiknya bilang "Ko, juara II juga nggak apa, entar beli printernya terus sisa uang ditabung." Kalau dipikir kok pinteran yang kecil ya.. Ha.. ha.. ha..

Itu anak berdua nggak berharap dapat juara 1 katanya yang berangkat entar cuma 2 orang, kalau tambah orang entar suruh bayar lagi.. Rugi bandar.. Ha.. ha.. ha..

Saya bilang belum juga lomba sudah mikirin dapat hadiahnya.. Hadeeh *tepuk jidat

Tiba hari yang dinanti tepat di hari kemerdekaan Indonesia tgl 17 Agustus 2019.. kita datang ke lokasi langsung daftar ulang terus cari panitia yang mau pinjamin laptop.

Lihat peserta lain bawa laptop, PC sendiri bahkan ada yang bawa PC Gaming canggih.. Si Papa langsung merasa tertampar bisikin ke saya "Lain kali kita nggak boleh cuek ya?" Maksud lo? Modalin si Albert juga dong.. Ha.. ha.. ha..

Yang ikut ternyata banyak juga. Tema lomba belum dikasih tahu hanya dibilang dalam lomba jangan ada kecurangan entar dapat sanksi bla..bla..bla..

Selama lomba ada perform dari sekolah dan juga dari berbagai tempat kursus vokal dimana murid-muridnya nyanyi lagu perjuangan..


Sang adik pesan sama koko Albert "Ko, tetap semangat jangan sampai nggak menang! Entar Jeremy doain supaya koko menang" Terus si bocah tanya lagi "Mau makan apa? Entar Jeremy beliin chatime"

Apa yang terjadi? Jeremy yang nawarin Mama juga yang disuruh pergi beli. Mereka duduk manis katanya mau kasih semangat si Koko.

Jadi sambil nge-design peserta boleh makan dan minum.. Santai saja bro!

Tiba saat pengumuman.. Kok kita semua deg-degan ya? Masalahnya sudah ikut nungguin lombanya 5 jam, kaki capek jalan di Mall, Jeremy bahkan bilang, "Nggak usah lihat atau beli mainan, Yang penting koko menang" *sambil komat-kamit doa..

Akhirnya! Tidak sia-sia penantian kami.. Thanks God! Albert dapat juara 2. Langsung Pak Andre salamin kami berdua. Jeremy langsung lari peluk Koko sebelum naik panggung.. Waktu serasa berhenti sejenak "moment yang indah" dan berharap ini jadi langkah awal bagi Albert..


Terpilih 18 pemenang berbagai kategori, dipanggil satu persatu yang maju dengan bangga dan haru menerima penghargaan.. ♫ We are the champion, my friends ♬ And we'll keep on fighting 'till the end ♪ la.. la..

Pas giliran Albert, iseng dia ditanyain "Entar uangnya untuk apa?" Albert menjawab dengan polos beli printer 3D, langsung terdengar suara tawa membahana dari para hadirin.. Pak Andre tertawa sambil bercanda bilang "Waduh hadiahnya bisa tukaran dengan juara 3 dong"


Selesailah prosesi penghargaan, yang menang langsung diajak foto dengan piala dan hadiahnya.


Kami ikut senang dengan prestasi Albert, kayaknya nggak sia-sia deh dia kursus 3D dan juga bisa membuktikan bahwa dia benar-benar minat dan juga suka nge-design gambar 3D.


Singkat kata kita pulang kayak pasukan menang perang. Dipanggil lagi dikasih koper travelling, lebih sumringah lagi dong. Suruh Jeremy yang dorong kopernya..


Sekarang Albert ikut kursus 3D di ESDA CIKUPA..

Hasil karya 3D Albert biasa dia share di IG pribadinya j_albert05 (kalau lagi rajin). Kayak gini nih beberapa contoh..





Sebelum ikut kursus 3D Albert sempat juga ikut ekskul kelas Robotic waktu masih SD di Jakarta, Rekanan sekolahnya dengan Sekolah Robot Indonesia (SARI), yang sayangnya tidak dia tekuni lagi.

Mengapa? Lanjut di Part 2 ya.. see you..

Just Sharing

Senin, 02 Desember 2019

Hari PEMBAPTISAN Albert and Friends

Puji Tuhan akhirnya hari Minggu tanggal 1 Desember 2019, Albert dan teman-temannya dibaptis juga.. 


Sebelumnya Albert ikut kelas baptis setiap sabtu sepanjang bulan November. Hari pertama dia cerita katanya guru pembimbing tanyain mereka satu-satu.. "Kalau meninggal kalian sudah tahu akan ke mana?" Untuk anak-anak remaja lumayan berat juga ya pertanyaannya..

Baptisan bukanlah tindakan yang membawa kita ke Surga, karena hanya iman dalam Yesus Kristus-lah yang memberikan jaminan. Baptisan hanya langkah rohani bahwa seseorang telah menjadi percaya akan Yesus Kristus - dia telah dipisahkan dari dunia untuk memasuki suatu hidup yang baru.

Simple-nya begini kata si Papa.. "Ini ada tiket Hong Kong Disneyland, kamu bisa langsung masuk ke dalam terus main nggak?" Albert bilang "Nggak bisa, kalau nggak ada tiket pesawat ke sana.." Nah dapat poin-nya kan?

Tindakan saat ditenggelamkan dan terangkat keluar dari air melambangkan kematian untuk kehidupan kita yang lama, yang mencerminkan kematian, penguburan dan kebangkitan Tuhan kita.

Saat akan ditenggelamkan

Diangkat keluar dari air kemudian didoakan
Yeay! Akhirnya Albert mengikuti teladan dari Tuhan Yesus..


Tuhan Yesus sendiri dibaptis. Dia bukanlah orang yang berdosa, tetapi Dia merendahkan diri-Nya dalam ketaatan untuk menjadi teladan buat kita.

"Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes." Markus 1:9

Jadi setiap orang yang memutuskan percaya kepada Tuhan Yesus dan telah mencapai usia minimal 12 tahun di mana dia sudah mengerti dan dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya, maka dia sudah dapat dibaptis.

"Orang-orang yang menerima perkataannya itu dan memberi diri dibaptis.." Kis 2:41



Berbeda dengan saat Albert masih kecil, kami sebagai orang tua didampingi opa dan omanya dengan kesadaran penuh melakukan penyerahan anak pada saat usianya 40 hari (8 Mei 2005). Kami berdoa bersama jemaat untuk memberkati Albert agar kiranya dalam proses tumbuh kembangnya akan menjadi pribadi yang percaya dan mencintai Tuhan sepanjang hidupnya..


Akhirnya selesai juga acara baptisan, foto bersama dulu sebelum berpisah pulang ke rumah masing-masing..


Bye.. bye sampai jumpa di cerita selanjutnya.. 


SPLENDID PATTAYA

Setelah kemarin berwisata sejarah di Ayutthaya ( https://juliebercerita.blogspot.com/2019/05/ancient-ayutthaya-unesco-world-heritage.html) tibalah saatnya kita berjalan-jalan ke Pattaya.

Ke Bangkok tanpa ke Pattaya ibarat makan nasi tanpa lauk hanya berasa kenyang tanpa ada kesan di dalamnya. Tawar.. So! Mari kita susun rencana ke sana..

Jadi bingung mau ke mana? Pengennya sih dalam sehari semua tempat kita jelajahi tapi yang penting-penting saja dan cocok dengan selera.

Kalau saya mah dari dulu pengen liat cabaret show..


Dan biasanya David bakal nolak, si doi agak merasa nggak nyaman ngeliat ladyboy, apalagi kalau diajak foto bareng sambil dipeluk-peluk, saya yakinkan dia tidak ada ladyboy yang mau peluk kamu kalau nggak dibayar.. Ha.. ha.. ha..

Kalau kids selera jalan-jalannya sudah ketebak ada mall bisa cuci mata di toko mainan, foto-foto dengan patung atau gambar 3D, diajak naik perahu keliling sungai juga sudah senang. Kalau si Papa David ke Pattaya tanpa ke pantai berasa ada yang kurang..

Jadi sepakat ya kita jadi ke Pattaya? Mau nyusun itin aja ribet.. Heran deh! Langsung booking city tour di Klook biar praktis.

Kumpul di tempat yang telah disepakati dengan pihak Klook. Duduk manis di mobil van sampai ketiduran, dibangunin suruh pipis dulu di rest area.

Semobil yang ikut ber-7, kita barengan pasangan yang lagi mau honeymoon tapi bawa adiknya, sebutlah mereka the three ditambah kami funtastic four dan dipandu Sponge Bob sebagai guide tour, cocok-lah jadi teman bersenang-senang kami di Pattaya.

Nah the three itu panggil si Papa "Om David" dan panggil saya "Ci Yuli" kids tertawa-tawa katanya "kok berasa ada yang nggak cocok ya?" Sambil cekikikan..

Finally! Sampailah kita di Pattaya. Tempat tujuan pertama kita adalah..


PATTAYA FLOATING MARKET

Pasar terapung yang ceritanya terpopuler di Pattaya.

Menyusuri sungai sambil bersampan asyik juga kelihatannya, bisa lewat gang-gang kecil sambil foto-foto. Menikmati air sungai yang berwarna hijau tosca kayak lumut tapi tidak berbau.. lumayan oke.. Dan jangan lupa foto-foto..



Eits tunggu sebentar! Jalan-jalan bersampan tidak lengkap tanpa berfoto berempat..


Memperhatikan kegiatan sekeliling dan melihat penjual sibuk dengan gadget masing-masing..



Turun dari sampan meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki, tidak lupa membeli Thai Tea penghilang dahaga di tengah panas terik..


Kembali berjalan menyusuri toko-toko terapung, membeli cemilan dan pernak-pernik lucu. Foto sama patung jangan sampai terlewat..



Diakhiri makan siang kemudian lanjut ke..


ART IN PARADISE PATTAYA

Galeri seni 3D yang berada di Pattaya ini membuat suasana liburan menjadi lebih seru. Lukisan yang kelihatan biasa saja bisa menjadi unik saat kita berinteraksi didalamnya. Jangan lupa download aplikasi VR-nya.




Tidak terasa sudah 2 jam kita dalam museum. Akhirnya terdengar suara Bob ngajakin kita lanjut ke tempat lain lagi.. Ke mana?


PATTAYA BEACH

Kita pun diajak ber-acara bebas sore hari sambil menunggu matahari terbenam. rendam kaki sebentar kemudian berfoto di tulisan Pattaya City..


Tidak lama berada di pantai kita pun nyebrang ke mall..


CENTRAL FESTIVAL PATTAYA

Berjalan menuju mall dengan tujuan ke toko mainan. Ceritanya kids mau cuci mata. beli atau tidak beli urusan belakangan yang penting lihat-lihat dulu..

Sambil jalan sekalian lihat ada makanan menarik apa yang bisa kita coba untuk makan malam.

Eng ing eng.. terlihat buaya yang sedang dikulitin dan jadi tontonan..



Jeremy nggak kalah heboh, minta foto dengan patung buaya..


Muter sana sini dan berakhir dengan makan malam di Burger King ala Thai Menu..


Saat yang dinantipun tiba.. Kita diajak ke..


COLOSSEUM SHOW PATTAYA



Pertunjukan cabaret para ladyboys itu cukup menghibur. Mereka bernyanyi dan menari dengan kostum mewah dan make up tebal di atas panggung yang megah..

Awal penampilan mereka berganti-gantian masuk panggung memberi salam kepada penonton dengan berbaju adat dari berbagai negara.




Selesai pertunjukan, penonton diajak untuk keluar gedung dan bisa berfoto dengan para ladyboy..



Eits si Papa hilang, pas dicari.. Si Bob nunjukin Papa David yang lagi asyik cekrek sana pindah lagi ke sini, si doi sih nggak ikutan foto.. dia jadi fotografernya.

The Three nggak kalah seru lari sana sini cari yang cantik untuk diajak foto.. Dari jauh saya dan kids hanya ngelihat keseruan penonton..

Pas di mobil salah satu anggota The Three nanya "Ci, tadi ikutan foto? Habis berapa?" Ho.. ho.. ho.. Benar kan? Untuk berfoto, peluk-pelukan kasih tips dong..

The Three bilang dia nggak tahu harus kasih tips langsung ke ladyboy yang diajak foto, pas dia lagi mau pergi ternyata ada penjaga yang samperin suruh bayar kena 200 bath. pas dia ngintip yang langsung kasih kayaknya 50 bath. Saya cuma bisa ngangguk-ngangguk.. Ya begitulah!

C'mon kita balik Bangkok yuk! Petualangan pun berakhir di Pattaya..


Happy Travelling

Selasa, 18 Juni 2019

BAILEYS Cookies

By : Julie


Bahan :
  • 2 3/4 cup tepung terigu serbaguna (300 gram)
  • 1 sdt baking soda
  • 1/2 sdt baking powder
  • 1 1/2 cup gula halus
  • 1 cup unsalted butter (225 gram)
  • 1 butir telur besar 
  • 1 sdt extract vanili murni
  • 3/4 cups baileys
  • 1 1/2 cup cappucino chip
Cara Membuat : 
  1. Panaskan oven sampai 300 derajat F (150 derajat C) 
  2. Dalam mangkuk, campurkan semua bahan kering (tepung terigu, baking soda dan baking powder) aduk rata.
  3. Dalam mangkuk besar, mixer gula halus dan butter  hingga terbentuk pasta kasar, scraping.
  4. Tambahkan telur, baileys  dan extract vanili, campur dengan mixer kecepatan rendah hanya sampai tercampur rata (jangan terlalu lama mengaduk)
  5. Tambahkan campuran tepung dengan cappuchino chips, campurkan pada kecepatan rendah.
  6. Cetak dengan sendok bulat
  7. Panggang 15 menit.
Tip : Chilled dough and cold butter create chewier cookies

Jumat, 14 Juni 2019

Cat's Tongue Cookies / Resep Kue Lidah Kucing

By : Julie


Bahan :
  • 150 gram butter
  • 80 gram gula pasir halus
  • 50 gram cassonade/brown sugar
  • 1 sdt vanilla essence
  • 2 butir telur
  • 150 gram tepung terigu serbaguna
Cara Membuat :
  • Mixer butter, gula halus, brown sugar dan vanilla essence sampai creamy.
  • Masukkan telur satu persatu, mixer sampai tercampur rata berbentuk seperti paste.
  • Masukkan tepung terigu secara bertahap, aduk dengan spatula atau mixer dengan kecepatan rendah sampai tercampur rata.
  • Masukkan adonan kedalam plastik segitiga, spuit memanjang sesuai ukuran cetakan.
  • Panggang pada suhu 200 derajat selama 10-15 menit.
  • Setelah matang keluarkan dari oven, biarkan dingin baru atur di toples.
Happy Baking