dibangun dengan kasih sayang
dan dipelihara dengan kesetiaan
Tidak ada keluarga yang sempurna
namun jangan berhenti belajar menjadi sempurna
Demikianlah kata-kata mutiara yang tertulis dalam surat undangan seminar disertai Rundown acara dari sekolah Albert yang saya terima. Cukup menarik ya? Terutama kata-kata "Jangan berhenti belajar"
Baiklah saya akan hadir! Saya juga mau belajar, kan asyik tuh punya keluarga sempurna.
C'mon Albert! Mari kita belajar, dimulai dari kita berdua dulu.. Entar si Papa kita kasih tau terus praktekin ke Jeremy juga..
Sempurna menurut siapa yak? Kan sudut pandang orang beda-beda toh. Kalau di foto semua kelihatan sempurna ya.
Acaranya akan dilaksanakan hari Jumat, 22 Maret 2019, mulai pukul 08.00 - 11.00, lama juga ya?
baru mau mikir datang telat, eh masih ada sambungan kata mutiaranya..
Uang bisa dicari, ilmu bisa digali
namun kesempatan untuk mengasihi
mungkin tidak terulang kembali
Maksudnya? Saya tambah tidak mengerti. Nyambung nggak ya itu kata mutiara yang di invitation dengan topik seminar yang diadakan, kok kayak "dalam" banget? Padahal topiknya bahasa kasih untuk anak SMP..
Let me see!
Itu kata mutiara kutip darimana yak? Keren.. menyentuh jiwa, saya jadi terharu.. hiks
Saat kami masuk dalam ruangan, pembicara lagi memperkenalkan diri. Dari kesan pertama tertangkap orangnya asyik dan bakal nggak ngebosenin. Banyak candaan segar dan cerita menarik yang sebenarnya sudah terjadi dalam keluarga.. Tapi.. tetap saja suara tawa audiens terdengar.
Pembicara yang ditampilkan Ibu Henny Wirawan (Founder and Director of Meliora Learning Academy)
Beliau mengatakan kondisi yang paling sering ditemukan dalam banyak keluarga adalah "I'm So BUSY" Sibuk dengan urusan masing-masing, tidak cukup waktu bertemu, berbicara apalagi berkegiatan bersama.
Oleh karena itu "Bonding Time", kebersamaan dalam keluarga dengan melakukan kegiatan yang bermakna bisa dilakukan.
Seperti makan bersama, nonton film, liburan, bermain dan tertawa juga bercerita tentang berbagai hal termasuk nilai-nilai penting kehidupan bisa dilakukan bersama keluarga.
Kuncinya "Be really present, here and now" Singkirkan potensi distraksi seperti TV, media sosial dan chat..
Jangan sampai kita "cuma" bisa menyuruh anak mengerjakan PR. Orang tua, si Mama main gadget terus si Papa jadi Youtuber "Jadi pemirsah.. bla.. bla..bla.."
Jadi kapan dong orang tua bisa senang-senang? "Entar kalau anak sudah besar, jangan sampai terlambat, saat anak sudah besar dan menjauh dari orang tua" Beliau bertanya, dia pula yang menjawab, audiens hanya bisa tertawa.. ha.. ha.. ha.. ada juga yang wkwkwk..
" Let your children LOVE YOU don't too busy or distracted. You may miss the PRECIOUS instant when YOUR KIDS NATURALLY want to give you A Hug or A Kiss. BE PRESENT in their PRESENCE"
Karena "Kelak, anak akan mengingat (seberapa banyak dan berkualitas) kebersamaan dengan anda"
Papa-mama hadir saat saya perform, saat anak sedih dan mendapat pelukan hangat disertai kata-kata semangat"
TO BE IN YOUR CHILDREN'S MEMORIES TOMORROW, YOU HAVE TO BE IN THEIR LIVES TODAY. -Unknown
Resep agar anak merasa dicintai..
- 8-12 sentuhan perhari. 8 kali, agar anak merasa terhubung dengan orang tuanya dan 12 kali ketika anak menghadapi waktu-waktu sulit.
- 1 percakapan bermakna, eye-to-eye.
- 9 menit penting dalam tiap hari. 3 menit segera setelah bangun pagi, 3 menit setelah kembali dari sekolah dan 3 menit sebelum tidur.
Sekarang kita semua diajak untuk praktek secara langsung, hubungan orang tua dan anak agar lebih bisa saling memahami.
C'mon Albert! Kita saling memandang dan berkata seperti yang disuruh speaker, kita berpelukan dan Mama cium pipi Albert dan memberikan kata-kata yang membangun.
Guru-guru sibuk mengabadikan moment terutama yang menjiwai peran terus ditampilkan di layar. Lagu-lagu tentang hubungan orang tua dan anak diperdengarkan supaya suasana lebih "dapat"
♬ sewaktu ku masih kecil, gembira dan senang.. lanjut dengan lagu ♫ ambilkan bulan bu.. la.. la.. untuk menerangi di malam gelap.. ♬
Jangan pernah membandingkan anak kita apalagi menghina dengan kata-kata menyakitkan.
WORDS MATTER, WHAT YOU SAY, WHEN YOU SAY IT AND HOW YOUR MESSAGE IS DELIVERED DRIVES RESULTS.
Kalau kata si Papa David tentang memahami bahasa cinta tidak sulit. katanya "Kalian sudah jadi satelit sekian lama" Jadi tahu-lah bahasa cinta masing-masing..
Seperti Albert yang anaknya rada pendiam dan cuek, ngomong seperlunya, tipe pemikir tapi dia tahu disayang dengan mengelus rambutnya, memeluk dan memberi kata-kata positif.
Kalau si kecil Jeremy suka didengarkan walaupun cerita dia aneh dan kadang susah dimengerti, tentang Thanos vs Doomsday atau cerita dia bikin komik yang gambarnya "alamak" langsung kita kasih les dia di Global Art ambil cartoon comic. Supaya gambarnya lebih bagusan, konsep cerita sudah oke walaupun sedikit aneh. Tapi-kan si bocah juga ingin dimengerti.. Ha.. ha.. ha..
Kalau saya? Sama dengan yang lain-lah "Wanita ingin didengar, dimengerti dan disayang"
Kalau si Papa? Sama dengan pria lain dengan tambahan "hargailah dia sekecil apapun pengorbanannya" Contoh kecil "Thank you sudah ambilin minum"
Kalau si Papa? Sama dengan pria lain dengan tambahan "hargailah dia sekecil apapun pengorbanannya" Contoh kecil "Thank you sudah ambilin minum"
Ternyata kata-kata mutiara ".. namun kesempatan untuk mengasihi, mungkin tidak terulang kembali" yang ada di invitation ternyata berkorelasi dengan kata-kata yang diucapkan speaker "Nikmatilah hari ini.."
You will never have this day with your children again. Tomorrow they'll be a little older than they were today. This day is a gift. just breathe, notice, study their faces and little feet. Pay attention. Relish the charms of the present. Enjoy today, it will be over before you know it.
Tanpa sadar saya langsung bernafas lebih dalam dan memperhatikan wajah Albert, teringat wajah dan langkah kecilnya sewaktu dia belajar jalan dan sekarang dia sudah menjadi besar. Mulai sekarang saya akan belajar menikmati kehadiran dan tingkah remajanya yang kadang sulit dimengerti.
Speaker masih terus berbicara, samar terdengar "dan untuk anak sendiri bisa belajar, waktu bersama orang tua terbatas, suatu hari kelak kamu akan kuliah, bekerja dan berkeluarga, punya kesibukan sendiri dan orang tuamu pun sudah menjadi tua, jadi nikmatilah setiap moment berharga bersama orang tua-mu.."
Speaker masih terus berbicara, samar terdengar "dan untuk anak sendiri bisa belajar, waktu bersama orang tua terbatas, suatu hari kelak kamu akan kuliah, bekerja dan berkeluarga, punya kesibukan sendiri dan orang tuamu pun sudah menjadi tua, jadi nikmatilah setiap moment berharga bersama orang tua-mu.."
Tahap demi tahap kami lewati, Tanya jawab berlangsung seru semua seputar remaja dan permasalahannya. Ada orang tua yang merasa semakin besar anak semakin ada jarak, ada yang anaknya malu dipeluk orang tua, ada yang anak diajak family time tapi menolak karena lebih suka pergi dengan teman-temannya, juga soal gadget pun dibahas..
Akhirnya tiba saat family time sekaligus menikmati snack yang disajikan. Anak mojok bersama orang tua ngobrol asyik, bercerita tentang apa saja. Saya lihat suasana cair, ada orang tua yang elus rambut anak dengan sayang. Kami juga larut dalam cerita seru. Kesempatan ini dipakai guru untuk mengambil moment foto.. Cheers..
Sekarang masuk tahap Play and Share.. alias bermain bersama antara anak dan orang tua..
Kita diberi kertas untuk mencocokkan jawaban, kompak nggak orang tua dan anak.. Gampanglah itu walaupun ada juga jawaban yang nggak cocok..
Tapi pas pertanyaan "Apakah anak anda pernah jatuh cinta?" Saya jawab "nggak pernah" ternyata Albert "merasa pernah." Ha? Kapan? Dia dengan santai jawab "Mama lupa ya? Itu waktu TK, Mama juga yang nolongin waktu Albert jatuh dari tangga" Ha.. ha.. ha.. salah dengar dia..
Tanpa terasa seminar pun selesai, asyik dan tidak membosankan..
Orang tua diijinkan pulang dan anak lanjut belajar..
Lewat kedai bakmi langsung ngerasa lapar. Cukuplah semangkuk bakmi ayam jamur pakai bakso mengisi energi kembali.. nyam.. nyam..
Bye.. bye.. sampai jumpa dicerita selanjutnya.. see you..
Just Sharing
Just Sharing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar