Mengunjungi suatu daerah baik dalam maupun luar negeri tentunya kurang afdol kalau tidak blusukan ke tempat wisatanya, mencoba kuliner, dan tentu saja membeli souvenir dan sedikit oleh-oleh khas daerah tersebut.
Dimulai dengan senyum menyambut pagi yang cerah, kemudian kita langsung breakfast di hotel dan bersiap-siap memulai petualangan.
Kita mulai acara pertama dengan mengunjungi Klenteng Sam Poo Kong yang merupakan tempat ibadah dan ziarah, tetapi bisa juga menjadi tempat wisata sejarah yang menarik. Kalau berkunjung di sini jangan lupa sewa baju adat China ya, apalagi befoto dengan latar belakang yang menarik yang membuat kita seolah-olah berada di negara tirai bambu-nya langsung.
Ber-kostum seperti ini mengingatkan kami saat jalan-jalan ke China (Baca : Bergaya Bagaikan Raja dan Ratu Di Great Wall) Menyenangkan sekali!
Yang menarik Klenteng Sam Poo Kong ini, adalah cerita tentang napak tilas perjalanan Laksamana Cheng Ho yang berasal dari Tiongkok, mengadakan pelayaran menyusuri pantai laut Jawa. Maka tidak ada salahnya kan pakai baju ala Laksamana Cheng Ho.. keren!
Khusus kostum Cheng Ho ini di banderol harga IDR 150.000, kalau baju kaisar, ratu dan pangeran IDR 80.000-90.000/orang dan boleh pakai sesuka hati
Tentu saja sang "laksamana" tidak mau sendirian, harus ditemani ratu dan pangeran-pangerannya dengan kostum seru bersama..
Nggak usah khawatir.. dengan menyewa kostum sudah berikut dengan fotografer yang akan membantu mengabadikan momen tersebut dan juga kita pulang dengan membawa hasil cetakan foto. Boleh kok minta tolong si mas-nya fotoin pakai kamera kita sendiri..
Selain pakai kostum, boleh-lah kita belajar sedikit sejarah. Baca di tugu saja supaya ingat!
Jangan sampai terlupa untuk berfoto di kompleks klenteng Sam Poo Kong..
Wow.. tidak berasa sudah siang, mari kita lunch! Di mana? Di Bandeng Juwana - Elrina saja yuk.. Sengaja cari yang di Pamularsih supaya bisa sekalian beli Tahubaxo Bu Pudji. Kalau menurut saya tahu bakso masih lebih enak punya Kampoeng Semarang, tapi masalah selera juga sih..
Bandeng Juwana adalah toko oleh-oleh, tapi di lantai atasnya ada restoran dengan berbagai macam hidangan bandeng. Yang enak menurut saya adalah sate bandeng. Mau pesan lagi ternyata sudah habis.. sayang ya?
Warung Bandeng Juwana |
Sate Bandeng |
Setelah kenyang hati senang, blusukan ke Kampung Pelangi yuuk!
Jadi ceritanya Kampung pelangi itu dulu adalah pemukiman kumuh di pinggir sungai yang kemudian dicat warna warni dengan warna yang cerah, jadi terlihat lebih indah.
Nama kampung pelangi itu sebenarnya adalah Kampung Wonosari di Kelurahan Randusari, Semarang.
Dari Kampung Pelangi Semarang kita langsung menuju ke Museum Lawang Sewu untuk menikmati wisata sejarah. Merinding nggak ya? Katanya itu tempat
Sampai di Lawang Sewu tidak ada kesan horor sama sekali, justru kita sangat menikmati design arsitekturnya, keren! Foto dulu ah di bawah pohon besar! Jeremy lagi salah fokus, dia malah kagum sama pohon besar.. Ha.. ha.. ha..
Sebelum mulai jalan untuk explore, mampir dulu ke toilet sebentar. Toiletnya masih berfungsi dengan baik walaupun tergolong tua.
Perhatikan wastafelnya, buatan mana? |
Lorong gelap |
Dari sini kita bisa memandang dinding kaca patri |
Dinding kaca patri |
Kemudian kita pun beralih untuk melihat galery foto-foto jaman dulu, sejarah tentang kereta api di Indonesia, sejarah tentang Museum Lawang Sewu, dll. Asyiik!
Walaupun udara Kota Semarang sangat panas dan membuat gerah, tidak menyurutkan semangat kids untuk explore, kelihatan sekali mereka sangat menikmatinya.
Pintu ikonik |
Asyik menikmati museum |
Miniatur Kereta Api berbagai jaman |
Sejarah tentang Lawang Sewu |
Bangunan itu adalah Gereja Blenduk yaitu gereja kristen tertua di Jawa Tengah yang dibangun pada masa Belanda dengan bentuk heksagonal (Bangunan persegi delapan)
Gereja Blenduk |
C'mon kids tunjukkan gaya-mu! Sebelumnya beli tiket dulu dong IDR 50.000/orang.
Gambar 3D yang dilukis di poster kemudian kita berinteraksi di dalamnya akan mendapatkan hasil yang seolah-olah nyata.
Kalau belum pengalaman nggak usah khawatir ada beberapa mas dan mbak yang akan berbaik hati mengarahkan gaya dan membantu kita untuk ber-ekspresi yang benar. Kalau kami? Sudah ada pengalaman-lah.. Ha.. ha.. ha.. (Baca : Museum LULU (Cimory Trick Art) Dan Trick Art Japan Exhibition)
Bagaikan dalam dongeng 1001 malam |
Let it go (Frozen) |
Tolooong!! |
Dikejar beruang |
Burungpun bisa bebas |
Foto bareng Presiden dan Ibu Negara |
Puas berfoto tanpa ada yang terlewatkan, kok jadi lapar ya? Yuuk kita ngemil di Toko Oen.
Ceritanya Toko Oen ini adalah sebuah restoran legendaris yang berdiri sejak tahun 1936. Kalau dari luar bangunannya terlihat seperti bangunan tua peninggalan jaman kolonial yang masih terawat dengan baik.
Masuk ke dalam akan terlihat suasana jadul (jaman dulu), tapi terasa menyenangkan. Resto-nya lumayan ramai walaupun belum jam makan malam.
Suasana jadul |
Kalau lumpianya biasa saja, tahu campur-nya tentu saja masih lebih enak ketoprak abang-abang langganan saya. Bitterballen? Kids kompak menjawab Bitterballen buatan mama dong!.. Ha.. ha.. ha..
Sekali lagi ini masalah selera.
Sambil lihat menu kita juga bisa baca-baca sejarah tentang Toko Oen..
Setelah seharian jadi turis lokal, balik yuuk! tapi foto dulu dong di area Simpang Lima dekat hotel..
Hmm liburan yang menyenangkan. Esok hari liburan kami akan berakhir di Semarang..
Tibalah hari terakhir kami di Semarang. Kebetulan hari minggu ada Car Free Day (CFD), kami juga mau ikutan ah! Di jalanan depan hotel mulai ramai orang berjalan, bersepeda dan juga senam, kami pun mulai ikut berbaur.
Setelah itu langsung breakfast di hotel dan menikmati Infinity Pool..
Siap-siap mari kita pulang, naik pesawat saja supaya cepat sampai..
Bandara Ahmad Yani |
Ke Semarang ini bukan yang pertama kali, sudah pernah sih beberapa kali. Lumayan untuk menjadi alternatif liburan singkat. Menyenangkan sekali!
Happy Travelling
Tidak ada komentar:
Posting Komentar