Rabu, 12 Juli 2017

Trans Studio Makassar

Setelah tiba kemarin di Makassar dan menyempatkan diri jalan-jalan (baca cerita : Anging Mamiri Ku Datang). Mau kemanakah kita hari ini? Pertanyaan bagus! Saya cuma memberikan 2 pilihan pada kids, kalian mau ke Bantimurung lihat air terjun, kupu-kupu.. ya semacam wisata alam gitu atau ke Trans Studio Makassar (TSM) main-main? Sesuai prediksi, mereka memilih TSM.. bagus juga sih jadi nggak perlu jalan jauh-jauh.. Trans Studio kami datang!!

Trans Studio Makassar
Namanya sedang berlibur tentu saja harus dinikmati, bangun lebih siangan dari biasanya, santai-santai sejenak di kamar kemudian langsung ramai-ramai turun breakfast.

Terlihatlah berbagai makanan yang terhidang. Asyik ada pisang rebus! Eh ada juga Coto Makassar salah satu makanan khas Makassar favorite-ku. Untunglah tersedia di hotel ini dan rasanya juga enak. Kenapa untung? Soalnya suami dan anak kurang suka katanya rasanya aneh, mereka kalau disuruh milih katanya lebih bisa mentolerir rasa dari Sop Saudara (makanan khas Makassar yang lain). Lumayan kan? Nggak usah spesial cari si coto enak itu..

Coto Makassar ala Aryaduta
Kalau lagi kangen makan coto kita juga suka buat sendiri di rumah, baca resepnya di Coto Makassar ala Julie's Kitchen alias dapur saya sendiri.. Enak banget.. Ha.. ha.. ha.. Cobain sendiri ya!

Coto Makassar ala Dapur Julie
Bersantai lagi di kolam renang, sambil nungguin kids berendam berenang sambil bermain.


Ayo kita bersiap-siap ke Trans Studio Makassar! Eits jangan lupa singgah sebentar ke Sumba Opu, yaitu sebuah kawasan tempat membeli cenderamata dan oleh-oleh dengan harga terjangkau, kan ceritanya bukan harga yang menjadi patokan sebuah oleh-oleh, tapi ketulusan, niat dan kenangan. Ayo cari yang murah-murah *sambil ngelirik kanan-kiri orang-orang yang lagi lihat label harga. Ha.. ha.. ha..Kids nggak mau ikut mereka lebih milih nunggu sambil main di hotel.

Salah satu toko di Sumba Opu
Balik ke hotel taruh barang. Ayo lanjut perjalanan ke Trans Studio! Terdengar suara Albert yang pengen foto-foto di Pantai Losari dengan tulisan-tulisan bercirikan kota Makassar.. C'mon kita nyebrang dari Aryaduta.



Wow ada tiga patung tokoh yang namanya sudah mendunia dihadirkan berdampingan menghadap laut Selat Makassar. Ada Nelson Mandela, seorang tokoh antiapartheid dan juga pernah menjadi Presiden Afrika Selatan semasa hidupnya. Mahatma Gandhi, pemimpin spiritual dan politisi asal India dan Syekh Yusuf (mungkin ini salah satu pahlawan nasional juga). Ayo berfoto!


Jangan lupa juga berfoto dengan kapal Phinisi, sebuah kapal layar tradisional yang berasal dari suku Bugis dan Makassar, salah satu ikon kota Makassar.


Jalan-jalan menyusuri Pantai Losari sambil berfoto ria ditambah suasana sepi dan cuaca cerah yang tidak terlalu panas cukup menyenangkan. Tidak terasa sudah siang, mari kita lunch! Ada yang punya usul? Makan kepiting yuuk! Terdengar suara si papa David.. Mungkin dia kangen dengan masakan salah satu resto.. Ha.. ha.. ha.. mudah-mudahan rasanya masih sama ya..


Godain saya ya??
Rasanya masih enak? Enak dong! Tapi kok ada berasa kurang ya dari segi rasanya.. untung ada juru kunci.. Ha.. ha.. ha.. atau mungkin dia lapar? Ke Resto Surya Super Crab kalau mau cobain ya..

Lanjut lagi ke Trans Studio Makassar. Didekat loket penjualan tiket masuk ada gambar semacam Trick Art.. Kids langsung minta difoto dulu.. tidak ada antrian sama sekali, sepi sekali atau mungkin saat itu lagi bulan puasa?

Pura-pura tarik mobil
Saya sempat minta peta untuk dipelajari sekalian supaya tahu atraksinya ada apa saja, tapi katanya lagi habis entar di dalam ada yang bantu kok..

Wow sepi banget! Ke mana para pengunjung yang lain? Yang ada hanya beberapa petugas saja.

 

Mari kita berfoto dalam kesunyian dan suasana sepi ini.. Jeremy si bungsu sudah asyik lari-lari sendiri.. Dia nampak senang melihat tempat yang luas dan sepi.


Saat lagi berjalan santai tiba-tiba Jeremy lari-larian datang laporan katanya dia mau nonton drama.. diajakin sama mbak yang jaga teater.. Ayo.. ayo.. cepat!

Karena penasaran kita pun segera menuju kesana dan dapat penjelasan dari si mbak, bahwa pertunjukan drama musikal yang berjudul I Basse Goes To Bollywood baru saja mulai 5 menit yang lalu, tapi kami dipersilahkan masuk karena masih ada tempat duduk kosong dan drama-nya juga baru dimulai.. C'mon ayo masuk! Ternyata.. oh.. ternyata para pengunjung yang lain sudah berkumpul di sini.. kurang lebih ada 20 orang-an.


Ceritanya sih khas sinetron banget, bertemakan cinta yang dipadu suasana budaya Makassar dan Bollywood..para talent memakai logat dalam bahasa Makassar tapi lumayan penonton bisa menikmatinya, apalagi ada efek api dari kembang api. Tidak terasa bosan kok walaupun pertunjukan berlangsung selama 45 menit.

Sama dengan cerita sinetron yang lain.. Tokoh utamanya bernama I Basse seorang gadis yatim piatu yang ditinggalkan orang tuanya dengan hutang yang banyak, belum lagi sebelumnya kekasihnya yang bernama Syahrukh Khan pergi meninggalkannya untuk menjadi artis di India.

Kasihan ya? Tapi beruntungnya Si Basse diajak salah satu desainer asal Bollywood untuk membantunya di sana. Di Bollywood itulah Basse kembali bertemu dengan Syahrukh Khan tapi sayangnya si Syahrukh sudah mempunyai kekasih baru dan sebentar lagi akan menikah yang bernama Kajool seorang artis juga.

Ya biasalah namanya juga cerita sinetron biar diputar sana sini pastilah cinta sejati akan di pertemukan juga dalam ikatan kebahagian semu.. Ha.. ha.. ha.. kan cuma cerita..

Akhirnya kedua sejoli bersatu
Acara drama musikal dengan tari-tarian selesai, para pengunjung boleh kok berfoto dengan Basse dan Syahrukh Khan.. Ayo berfoto! Kami sih langsung ngacir saja..

Kids langsung menuju area Science Centre, kita cukup lama juga disini, enak juga ngutak-ngatik alat dan nyobain berbagai alat peraga dalam kondisi benar-benar sepi, hanya ada seorang petugas yang menemani dan menjelaskan.




Lanjut lagi! Banyak kok tempat yang menarik perhatian kids untuk berfoto. Apalagi Jeremy yang sangat suka berfoto dengan patung dan superhero..


Duo Kapten Amerika
Sepi banget! Para petugas sampai ngajak-ngajak kita cobain berbagai wahana dan bantuin foto-fotoin kita.. Yang paling lucu di salah satu wahana bianglala (Grand Studio View).. karena sepi harus diatur cara naiknya supaya tetap seimbang.. Lumayan juga sih, soalnya waktu di Trans Studio Bandung terlalu panjang antriannya jadi kami nggak sempat coba, sekarang nyobain di Makassar tanpa antrian sama sekali.

Bianglala
Permainan bom-bom car pun sangat sepi. Karena dibedakan tinggi badan, Albert dan Jeremy pun bermain di tempat terpisah. Jeremy bermain hanya dengan seorang anak pengunjung lain sampai 3 kali yang akhirnya mereka bosan sendiri. Albert pun demikian.Wajah mereka nampak puas..

Jeremy bermain dengan teman baru


Permainan lainnya semacam sepeda terbang. Ayo kita main! Kebetulan kami juga bersama 2 pengunjung lain yang bawa anak..nah anaknya itu maunya ulang-ulang, setiap mau selesai giliran dia teriak lagi.. lagi.. Akhirnya kita muter-muter sambil kayuh sepeda ada 4 kali.. ke atas.. ke bawah.. mana saya rada-rada takut ketinggian lagi, Jeremy sampai bilang sudah.. sudah..


Nah ada juga wahana yang cukup menarik yaitu Jelajah, di sini kita diajak menaiki perahu yang akan mengikuti aliran sungai buatan dan masuk ke dalam gua yang suasananya seperti di alam liar. Lagi asyik menikmati, perahunya tiba-tiba naik dan beberapa saat turun dengan kecepatan tinggi seperti jatuh ke air terjun.. byuur. Terdengarlah suara Jeremy menangis karena kaget dan sedikit basah..


Permainan yang kami pilih sengaja yang santai dan menyenangkan, banyak naik kereta-keretaan kecuali Dunia Lain (kids menolak keras karena mereka nggak mau diganggu hantu-hantuan), goyang-goyang badan untuk Jeremy, tidak lupa juga dengan carousel..





Yang menjadi favorite mereka berdua wahana angin beliung, walaupun saat itu mereka hanya bermain berdua saja.. kalau saya sih ogah! Mending jaga tas sambil duduk santai.. Ha.. ha..ha..

Wahana angin beliung
Wahana terakhir yang iseng kami coba adalah Rumah Kaca, ditemenin sama petugasnya supaya nggak nabrak sembarangan kali ya.. terlihat ada beberapa kaca pecah yang dibiarkan begitu saja hanya di-lakban..



Keluar dari Trans Studio sudah hampir jam 6 sore. Dinner di mana? Bingung emang kalau di mal apalagi kalau mal di daerah yang kebanyakan franchise dari resto siap saji. Ya sudahlah kita makan apa adanya dulu di salah satu resto siap saji, entar kita singgah beli nasi goreng merah makan di hotel, sebungkus makan keroyokan..Ha.. ha.. ha..

Jangan rebutan ya!
Tidak terasa esok hari kami akan berangkat ke Jayapura.. Baca cerita selanjutnya di Bye-bye Makassar! Welcome Jayapura! Hi ada Bukit Jokowi.. see you..

Happy Travelling